Satu Tahun Beroperasi, Aplikasi DANA Sudah Diunduh 10 Juta Kali
Baru satu tahun diluncurkan, aplikasi pembayaran digital, DANA, telah diunduh 1 juta kali. Lalu bagaimana rencana mereka ke depan?
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Aplikasi digital untuk pembayaran dan transaksi non tunai, DANA, mentargetkan bertumbuhan berlipat di tahun 2019 ini. Hal itu tak lepas dari kinerja sepanjang tahun 2018 di mana aplikasi tersebut sudah diunduh 10 juta kali dengan jumlah transaksi rata-rata 1 juta keli per hari.
"Kami melihat potensi yang besar untuk bisa tumbuh berlipat di tahun 2019 ini. Mengingat jumlah penduduk Indonesia dan pemegang smartphone yang cukup besar," jelas Chrisma Albandjar, Chief Communications Officer DANA, saat di Surabaya, Kamis (28/3/2019) sore.
Sebagai upaya untuk mencapai target tersebut, Chrisma menyebutkan, pihaknya terus agresif melakukan sosialisasi dan penetrasi ke semua segmen. Saat ini, layanan aplikasi ini masih banyak dikenal untuk pembayaran belanja via e-commerce. Meski DANA juga sudah bisa dimanfaatkan untuk pembayaran toko retail.
”Transaksi ini merata di semua layanan yang kami kembangkan,” tambah Chrisma.
Tidak hanya transaksi pembayaran digital, tapi juga untuk pengiriman uang hingga menyimpan kartu debit dan kartu kredit. Untuk itu, DANA sudah berkolaborasi dengan perbankan. Dengan berbagai fitur yang dimiliki itu, DANA dapat digunakan pelaku usaha online maupun offline.
“Karena sebagai dompet digital kami ingin memindahkan isi dompet ke smartphone,” jelasnya.
Oleh karenanya, target market pengguna tidak hanya pelaku usaha, tapi seluruh lapisan masyarakat melalui fitur yang dapat menunjang transaksi keuangan dan gaya hidup. Bagi pengguna konsumen, dapat menggunakan DANA untuk bertransaksi di berbagai merchant. Saat ini, DANA sudah tersedia di 15.000 lokasi merchant.
“Sebagai infrastruktur pembayaran digital berplatform terbuka, dompet digital DANA memiliki kemampuan dan manfaat untuk setiap pelaku usaha online dan offline, termasuk startup. Sehingga para pelaku usaha dapat berkonsentrasi terhadap produknya dan pembayaran dapat dilakukan dengan debit rekening atau memanfaatkan kartu kredit cukup melalui DANA. Dengan demikian semua pelaku usaha tetap kompeten dan berdaya saing tinggi di era digital ini,” ungkap Chrisma.
Chrisma memberi contoh berbagai jenis pengusaha baik offline maupun online, dapat langsung melakukan semua transaksi secara digital, non tunai dan non kartu.
Pengusaha offline diantaranya adalah para pedagang di pasar tradisional, pengemudi jasa transportasi umum, pemilik toko individual hingga gerai-gerai yang memiliki ratusan cabang seperti Ramayana, KFC, Sour Sally, Gulu Gulu, Hoka-Hoka Bento, Wendy’s, Coffee Bean, Baskin Robbins, Bakmi GM, Domino’s, Rejuve, hingga Kopi Kulo dan Kopi Kenangan.
DANA pun bisa digunakan di jaringan pengguna Moka POS, sehingga mereka pun memiliki akses untuk dibayar menggunakan kartu kredit dan kartu debit yang sudah disimpan di dompet digital DANA.
Sementara, pengusaha online seperti para pelaku bisnis e-commerce dan media sosial, atau startup individual, dapat siap melayani transaksi nontunai dan nonkartu dengan memanfaatkan layanan-layanan yang tersedia pada dompet digital DANA.
Selain pengusaha dan pengguna individual, dompet digital DANA berkolaborasi dengan perbankan untuk meningkatkan jumlah pengguna layanan perbankan sekaligus untuk meningkatkan inklusi finansial secara luas.
Melalui sinergi dengan DANA, bank-bank yang memiliki jumlah cabang terbatas tetap dapat meningkatkan jumlah pengguna layanannya karena baik pengguna maupun pengusaha memiliki opsi untuk menyimpan akunnya di DANA, ataupun mengirimkan uang ke rekening bank melalui DANA.
“DANA bukan pengganti bank, melainkan pelengkap transaksi pembayaran atau penggunaan layanan perbankan. Sebagai contoh, DANA mampu memfasilitasi transfer saldo dengan cepat dan mudah melalui layanan Kirim DANA dan Minta DANA, serta memungkinkan pengguna membayar dengan kartu debit atau kartu kredit mereka yang sudah tersimpan di dompet digital DANA. Dengan layanan-layanan sinergis tersebut, baik pelaku usaha maupun tetap dapat melakukan aktivitas transaksi meskipun sedang tidak membawa uang tunai ataupun berada jauh dari ATM,” ujar Chrisma.