Sambang Kampung

Di Kampung Ondomohen Surabaya, Got Disulap Jadi 'Tambak Ikan'

Warga kampung Ondomohen di Surabaya menyulap got di kampung mereka menjadi 'tambak ikan' yang bisa memberikan nilai tambah buat kampung.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/ahmad zaimul haq
Warga kampung Ondomohen menunjukkan bibit lele yang ditebar di got-got yang disulap jadi 'tambak ikan' 

SURYA.co.id | SURABAYA - Wilayah RT 8 RW 7 Kelurahan Ketabang, Genteng, Kota Surabaya menjadi lokasi yang cukup unik di perkotaan. Melewati gang kecil di seberang area Sate Klopo Ondomohen yang khas Surabaya, area kampung Ondomohen terlihat sejuk dan berwarna warni.

Pesona gang kecil ini mulai menyita perhatian banyak tamu Pemerintah Kota Surabaya di tahun ini. Pasalnya kampung ini mulai dikenal dengan beragam inovasi di lahan terbatas dan lokasinya berdekatan dengan Balai Kota Surabaya.

Salah satu inovasi yang menjadi sorotan di kampung ini terletak dekat gapura. Di sana terdapat got di kiri kanan jalan kampung yang dipenuhi bibit ikan lele dan ikan nila.

Musmulyono, kader lingkungan RT 8 mengungkapkan inovasi ini tercipta karena minimnya lahan warga. Bahkan tidak ada lahan kosong di gang yang terdiri dari 10 rumah tersebut.

Memanfaatkan air IPAL, warga mendesain saluran pembuangan rumah tangga masuk ke dalam pipa, dan memanfaatkan ruang sisa dalam got untuk budidaya ikan.

"Setiap tahun kalau ikut lomba kebersihan diminta inovasi. Tahun kedua ingin inovasi. Mau buat kolam fiber tidak ada lahannya,karena pasti mengurangi lahan untuk tanaman dan aktivitas warga,"urai pria yang ditunjuk sebagai fasilitator Lingkungan Wilayah Kecamatan Genteng ini.

Pembuatan kolam ikan di dalam got ini juga tak lepas dari IPAL yang dimiliki warga. Pasalnya warga telah sempat membuat IPAL yang ditempatkan di dalam tanah sebagai pasokan air bersih untuk menyiram tanaman.

"Kalau cuma buat menyiram tanaman kan sayang, makanya kami alirkan untuk sumber air buat ikan,"ujarnya.

Dipilihnya got sebagai area budidaya juga tak lepas dari debit pembuangan air limbah rumah tangga yang terbilang sedikit. Sehingga berbekal gorong royong warga, mereka mulai membuat saluran pembuangan untuk limbah rumah tangga melalui pipa.

Dengan memakai pipa, maka area got masih tersisa banyak ruang. Kemudian warga membuat lapisan kolam dan menyalurkan air IPAL pada kolam tersebut.

"Hanya sepanjang empat meter, kami buat kolamnya di area got yang tidak dilalui jalan warga. Jadi tetap bersih meskipun cuma ditutup tralis berongga,"paparnya.

Mus mengungkapkan, dalam kolam got sepanjang empat meter tersebut warga bisa menyebar 1.500 bibit lele. Kemudian saat berukuran lebih besar mulai dipisah ke kolam got di sisi lainnya.

"Totalnya ada empat kolam got, dan setelah tiga bulan kami bisa panen,"ujarnya.

Selain dirawat bersama oleh warga, saat panen warga juga bergotong royong.Tak sulit bagi Mus dan warga kampung untuk menjual hasil 'tambak' mereka. Sejumlah pedagang bahkan kerap memesan lele hasil ternak warga tersebut.

"Kami sampai kewalahan, karena maunya pedagang kami jual tiap hari. Tetapi kami belum sebanyak itu lahannya untuk bisa panen tiap hari,"urainya.

Halaman 1 dari 2
Tags
Ondomohen
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved