Viral Media Sosial
VIRAL Foto Display Masjid Unsri Bertulis 'Sholat No.1, Presiden No. 2', Begini Fakta Sebenarnya
Foto papan display masjid di Universitas Sriwijaya (Unsri) bertuliskan 'Sholat No.1, Presiden No. 2', menjadi viral di whatsapp (WA) dan medsos
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Foto papan display masjid di Universitas Sriwijaya (Unsri) bertuliskan 'Sholat No.1, Presiden No. 2', menjadi viral di media sosial (medsos) dan pesan berantai whatsapp (WA)
Dalam foto viral papan display masjid di Universitas Sriwijaya (Unsri) itu tampak sebuah running text yang menjurus dukungan kepada salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Dalam running text tersebut, muncul kalimat "Sholat No.1, Presiden No. 2"
Tampak pula tulisan Masjid Al-Ghazali Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya, Kampus Ogan Ilir Sumatera Selatan.
Meski tak sempat menimbulkan kegaduhan, Ketua Pengurus Masjid Al Ghazali Unsri Indralaya Ustaz Nurhasan mengaku hal itu cukup membuat jemaah yang tengah beribadah di sana gusar, karena terpampang di dalam rumah ibadah.
• Viral di Whatsapp & Medsos Salam 2 Jari 6 Guru Honorer Tangerang, Banten, Ini Nasib Mereka Sekarang
• Viral di WhatsApp (WA) dan IG Turis Asing Banting Petugas, Paksa Masuk Area Terlarang Gunung Bromo
• VIRAL di WhatsApp & IG Pencuri Depok Kembalikan Curiannya & Surat Permohonan Maaf, Ngaku Takut CCTV
• Hotman Paris Bagikan Cara Agar Istrinya Tak Marah Saat Ia Dekat dengan Wanita Lain, Bisa Ditiru?
Ditambah lagi, papan elektronik yang mencantumkan running text tersebut sebelumnya juga menampilkan kata-kata tentang imbauan-imbauan Islami dan hadis-hadis Islami.
“Saat kami melihat langsung, Jumat pekan kemarin, langsung kami turunkan. Bahkan, kami sampai mencabut jack (kepala penyambung daya listrik) agar papan elektronik tersebut mati total,” ujarnya kepada Sriwijaya Post, Jumat (22/3/2019).
Papan elektronik yang menampilkan running text tersebut awalnya memang hidup beberapa menit sebelum waktu shalat tiba.
Saat waktu shalat tiba, papan elektronik tersebut akan mati dengan sendirinya, sampai 20 menit setelah waktu salat hidup kembali.
Ia menjelaskan, running text tersebut memang bisa diubah menggunakan aplikasi di smartphone melalui jaringan Wi-Fi.
Nurhasan menduga ada oknum tak bertanggung jawab yang melakukan hal tersebut.
Nurhasan menambahkan, pihaknya cukup kesulitan mencari siapa pelaku tersebut, karena masjid itu tidak hanya digunakan oleh mahasiswa.
Ada juga jemaah yang berasal dari Aparatur Sipil Negara (ASN), dosen, hingga masyarakat umum yang beribadah di sana.
“Sampai saat ini kami belum bisa melacaknya. Kami menduga ini adalah upaya percobaan untuk memainkan sistem sebelumnya. Sekali lagi, kami tidak mengetahui ada unsur apa,” terangnya.
Memang, dampak secara langsung untuk pengurus masjid maupun kampus Unsri tidak begitu terasa.
Namun, hal tersebut mencoreng netralitas kampus yang notabenenya netral saat adanya kegiatan politik seperti Pemilu.
“Tempat ibadah tidak boleh dilakukan hal tersebut,” tegasnya.
Sementara, Rektorat Unsri akhirnya angkat bicara, terkait adanya papan elektronik yang diduga diretas, sehingga menunjukkan dukungan kepada salah satu pasaangan calon, di dalam Masjid Al Ghazali.
Mereka menganggap oknum tersebut tidak pantas melakukan kegiatan peretasan di dalam tempat ibadah.
“Kita dari Unsri menyayangkan ada orang yang merusak citra Unsri, sebagai kampus yang sangat netral. Bahwa tidak boleh ada yang kegiatan politik di kampus,” ujar Wakil Rektor III Unsri Dr dr Mohammad Zulkarnain M Med Sc, saat memberikan keterangan pers di Kantor Pusat Administrasi (KPA) Jumat (22/3/2019).
Bahkan, saat gaung Pemilu mulai terasa, Zulkarnain telah melakukan komitmen kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan organisasi mahasiswa (Ormawa), agar menjaga nama baik kampus. Sebab, dikhawatirkan citra Unsri akan ternoda jika melakukan kegiatan politik secara vulgar.
“Kami dari Unsri tetap menjaga netralitas kami selama Pemilu ini,” tegasnya.
Ia mengatakan, saat ini mereka akan melakukan beberapa kegiatan agar hal tersebut tidak terulang kembali.
Mulai dari menurunkan sementara papan elektronik di masjid tersebut sampai waktu Pemilu usai, hingga imbauan kepada seluruh unsur yang ada di dalam kampus.
“Yang saya takutkan ini yang melakukan pihak luar. Saya sudah komitmen kepada Ormawa dan BEM di kampus untuk menjaga nama baik Unsri yang menjadi kebanggaan mereka,” jelasnya
Running Text Puskesmas Srondol Diganti Ajakan Pilih Prabowo Subianto
Sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi di Puskesmas Srondol, Semarang pada Senin (4/3/2019) kemarin.
Pengunjung puskesmas dikejutkan dengan layar tulisa berjalan atau running text di Puskesmas yang tulisannya berubah jadi ajakan untuk memilih pasangan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Papan tulisan tersebut biasanya berisi ajakan atau tip-tips dan program kesehatan yang dilaksanakan oleh pihak puksesmas.
Namun karena diretas oleh pihak tak bertanggung jawab, tulisannya berganti ajakan untuk memilih Capres Cawapres nomor urut 02.
"hacked by: Sir.Kz0L|-L4EFY-| Ha Ha in Your System :v Pilih No. 2 PRABOWO SUBIANTO-SANDIAGA UNO," begitu bunyi dari tulisan tersebut.
Selain ajakan memilih Capres No 2, teks tersebut berlanjut dengan ajakan untuk meng-unsubscribe YouTuber Atta Halilintar.
Hal itu diunggah oleh seorang netizen di Instagram dengan akun @hananto.nusa.p yang kemudian di repost oleh @portalsemarang.
Ketika dikonfirmasi Tribunjateng.com, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dr Widoyono mengatakan bahwa tulisan itu diretas oleh orang tak bertanggung jawab.
“Tulisan itu muncul selama satu setengah jam, dari pukul 8.30 hingga 9.00 WIB. Setelah mengetahui itu kami turunkan dan matikan (running text),” ujarnya.
“Kami masih belum bisa mengetahui siapa dalang dibalik peretasan tersebut.”
“Running text diduga diretas menggunakan wifi atau suatu jaringan tertentu, kami sendiri juga belum begitu paham cara kerjanya,” imbuh Dr Widoyono.
Langkah selanjutnya, Dr Widoyono akan merapatkan hal tersebut, apakah nantinya pihaknya akan melaporkan ke kepolisian atau tidak.