Mancanegara
200 Mayat Bermunculan Saat Gletser Gunung Everest Mencair
Sekitar 200 mayat di Gunung Everest yang sebelumnya terjebak di gletser bermunculan ketika gunung es tertinggi itu di mencair, Jumat (22/3/2019).
SURYA.co.id - Sekitar 200 mayat di Gunung Everest yang sebelumnya terjebak di gletser bermunculan ketika gunung tertinggi di dunia itu mencair.
Hal itu diungkapkan oleh mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, Ang Tshering Sherpa seperti dikutip Tribunjateng.com (grup SURYA.co.id) yang melansir dari www.bbc.com.
Jumlah mayat itu lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah mayat pendaki Gunung Everest yang sudah bertahun-tahun tertimbun di gletser yang terletak di perbatasan India dengan Nepal itu.
Dari catatannya, ada sekitar 300 mayat yang tertimbun di bongkahan es tersebut. Kini, sudah 200-an mayat bermunculan ketika Gunung Everest mencair.
"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser meleleh dengan cepat. Mayat-mayat yang tetap terkubur selama bertahun-tahun kini menjadi terbuka," kata Ang.
"Kami telah menemukan mayat beberapa pendaki gunung yang meninggal dalam beberapa tahun terakhir. Namun, yang sudah lama terkubur sekarang keluar," bebernya.
• Info BMKG, Hujan Disertai Angin Kencang Bakal Terjadi di Wilayah Jawa Timur, Minggu 24 Maret 2019
• Kronologi Penyebab 8 Penari Bali Pingsan Usai Sambut Presiden Jokowi di Grand Opening Pasar Badung
Tim patroli Gunung Everest menuturkan, tim patroli kerap beroperasi mengeluarkan mayat-mayat pendaki dalam es.
Biasanya hanya ditemukan sekitar 3 atau 4 jenazah.
Namun kini, sekitar 200 jenazah pendaki bermunculan akibat gletser yang mencair.
"Saya sendiri telah mengambil sekitar 10 mayat dalam beberapa tahun terakhir dari berbagai lokasi di Everest.
Jelas semakin banyak dari mereka yang muncul sekarang."
Sebelumnya pada 2017, tangan seorang pendaki gunung muncul di atas tanah di Camp 1.
Operator ekspedisi mengatakan mereka lantas mengerahkan pendaki profesional dari komunitas Sherpa untuk menggerakkan pencarian mayat berikutnya.
Pada tahun yang sama, tubuh lain muncul di permukaan Gletser Khumbu.
Gletser Khumbu atau Air Terjun Khumbu ini adalah tempat sebagian besar mayat bermunculan.
"Tangan dan kaki mayat telah muncul di base camp juga dalam beberapa tahun terakhir," kata seorang pejabat organisasi non-pemerintah yang aktif di wilayah tersebut.
"Kami telah memperhatikan bahwa level es di dan sekitar base camp telah turun.
Itulah sebabnya mayat-mayat itu bermunculan, keluar dari es."
Gletser di Everest disebutkan telah menipis.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gletser di wilayah Everest, seperti di sebagian besar Himalaya, mencair dan menipis dengan cepat.
Sebuah studi pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa kolam di Gletser Khumbu yang harus diseberangi pendaki untuk mencapai puncak kini meluas.
Juga mulai bergabung dengan kolam-kolam yang tadinya membeku.
Pada 2016 kolam di Gletser Khumbu telah mencapai tingkat yang berbahaya.
Kolam itu mulai mencair dan mulai bahaya jika diinjak.
Tim peneliti lain, termasuk anggota dari Universitas Leeds dan Aberystwyth di Inggris, tahun lalu mengebor Gletser Khumbu.
Mereka menemukan suhu es lebih hangat dari yang diperkirakan.
Es mencatat suhu minimum hanya -3,3C, dengan es paling dingin pun menjadi 2C lebih hangat daripada suhu udara tahunan rata-rata.
Namun, tidak semua mayat yang muncul dari bawah es adalah karena krisis glasial yang cepat.
Beberapa dari mereka juga muncul karena pergerakan Gletser Khumbu.
"Karena pergerakan Gletser Khumbu, kami dapat melihat mayat dari waktu ke waktu," kata Tshering Pandey Bhote, wakil presiden Asosiasi Pemandu Gunung Nasional Nepal.
"Tapi kebanyakan pendaki siap secara mental untuk menemukan pemandangan seperti itu."