Kilas Balik
Prajurit Kopassus Nekat Selamatkan Bocah di Tengah Tembakan GAM, Aksinya Berujung Teguran Keras
Kisah kehebatan prajurit Kopassus dalam setiap pertempuran tak selalu berujung pada keberhasilan, seperti kisah berikut ini
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Sementara Letnan Afriadi menerima teguran keras dari komandannya.
Karena menyelamatkan anak perempuan itu, Afriadi terpaksa membiarkan ratusan prajurit GAM lolos.
Dia juga akhirnya tak berhasil membawa sepucuk senjata musuh satupun.
Menyesalkah Letnan Afriadi ?

Ternyata tidak. Dia menerima bulat-bulat semua teguran dari komandannya.
Dia juga memaklumi apa yang dilakukan Stanley. Semuanya karena hati nurani di tengah pertempuran.
"Itu adalah nurani setiap manusia. Saya sangat mengerti kenapa Stanley sampai melakukan hal itu. Buat saya dia tidak salah. Memang saya dimarahi banyak pihak karena seolah-olah tidak fokus pada tugas, tetapi saya tidak melihat ada yang salah. Stanley tidak pernah saya beri tahu mengenai teguran itu. Dia sudah cukup stres," tutup Lettu Afriadi.
Kopassus & Kostrad Selamatkan 26 Peneliti yang Disandera OPM
Tanggal 8 Januari 1996, 26 anggota tim Ekspedisi Lorentz 95 disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang menakan dirinya Organisasi Papua Merdeka ( OPM) yang dipimpin Kelly Kwalik.
Tragedi penyanderaan 26 peneliti oleh OPM pimpinan Kelly Kwalik itu disebut sebagai krisis sandera Mapenduma yang berlangsung selama 130 hari, hingga kemudian prajurit Kopassus & Kostrad diturunkan dalam misi penyelamatan
Meski prajurit Kopassus & Kostrad telah diturunkan, penyanderaan 26 peneliti oleh OPM pimpinan Kelly Kwalik itu mengakibatkan tewasnya 2 orang sandera.
Dilansir dari buku 'Sandera, 130 Hari Terperangkap di Mapenduma' (1997), tragedi ini berakhir setelah 130 hari.
Pada tanggal 9 Mei 1996 para sandera berhasil dibebaskan oleh Kopassus yang dipimpin Prabowo Subianto dan juga pasukan Kostrad pada misi pembebasan sandera.
Kronologi
Penculikan itu sendiri dipimpin oleh tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kelly Kwalik, yang tewas pada 2009 lalu.