Berita Entertainment

Hotman Paris Tanggapi Aduan Kasus Aldama Putra Pangkolan, Mahasiswa ATKP yang Tewas Dianiaya Senior

Curhatan seseorang yang diduga keluarga Aldama Putra Pangkolan, mahasiswa ATKP Makassar tewas dianiaya seniornya, mendapat respon dari Hotman Paris

Kolase Tribun Timur
Hotman paris tanggapi aduan kasus Aldama mahasiswa ATKP Makassar yang tewas dianiaya senior 

SURYA.co.id - Curhatan seseorang yang diduga keluarga Aldama Putra Pangkolan, taruna atau mahasiswa ATKP Makassar tewas dianiaya seniornya, mendapat respon dari Hotman Paris

Tampaknya hingga kini pihak keluarga mahasiswa ATKP Makassar yang tewas dianiaya seniornya itu, merasa belum mendapat keadilan sehingga mengadu ke Hotman Paris

Curhatan keluarga Aldama Putra Pangkolan itu diungkapkan lewat sebuah akun facebook Samna Bhayangkara Jumat (8/2/2019).

Pihak keluarga berharap agar Hotman Paris yang kerap mengunggah video terkait aduan masyarakat bawah mau menyelesaikan kasus ini.

"Slmt pagi Bpk Hotman,, sy Samna klrga almhm ALDAMA yg meninggal di Univ ATKP MAKASAR, sy ingin skali menghub Bpk terkait kasus pembunuhan anak kami di ATKP MAKASAR, namun kami sulit untuk mghub Bpk,,,sy yakin Bpk org baik yg bs membela rakyat kecil sprti kami,, Bpk Hotman kami melihat byk kejanggalan dan byk yg disembunyikan dri kasus pembunuhan anak kami, oleh karena itu, kami mohon Bpk Hotman berkenan membantu kami dlm kasus ini,,,

Bpk ibu shbt2 ku, mgkin ada yg tau no. Hp bpk Hotman,, tolong infonya,,, kami butuh pendampingan,,, tks." tulis Samna Bhayangkara

Ayu Ting Ting Memarahi Bilqis hingga Menangis di Restoran, Udah Lupa Sama Bundanya, Katanya

Nikita Mirzani Pamer Uang di Rekeningnya Mencapai Rp 5 Milyaran, Untuk Biaya Bersalin, Katanya

Lucinta Luna Mengaku Sedih Reva Alexa Ditangkap Polisi, Singgung Soal Pergaulan yang Merusak Diri

Pihak keluarga aldama mengadu ke hotman paris
Pihak keluarga aldama mengadu ke hotman paris (facebook)

Unggahan ini pun mendapat respon luar biasa dari netizen.

Sejumlah netizen mengkonfirmasikan telah meneruskan pesan ini ke akun instagram Hotman lewat Direct Message (DM) dan kolom komentar instagram Hotman

Rupanya usaha itu tak sia-sia dan Hotman Paris pun akhirnya merespon.

Hotman tampak membalas komentar netizen yang memintanya agar turut membantu keluarga Aldama.

Hotman pun meminta kepada pihak keluarga Aldama agar menemuiany di kedai Kopi Jhoni Minggu 10 Februari 2019.

komentar hotman paris soal aldama
komentar hotman paris soal aldama (instagram)

Diberitakan sebelumnya, aksi kekerasan senior terhadap yunior sempat dialami mahasiswa di Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Kota Makassar.

Mahasiswa ATKP Makassar yang dianiaya seniornya hingga tewas itu bernama Aldama Putra Pangkolan (19)

Sang pelaku merupakan mahasiswa ATKP Makassar bernama Muh. Rusdi (21) menganiaya yuniornya Aldama Putra Pangkolan hingga meninggal dunia, Minggu (3/2/19).

Dilansir dari Tribun Timur, berikut fakta-fakta tentang kasus mahasiswa ATKP Makassar tewas dianiaya seniornya.

1. Penyebabnya gara-gara helm

Mahasiswa ATKP Makassar itu dianiaya seniornya hingga tewas hanya gara-gara masalah sepele, yaitu tidak menggunakan helm.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo mengungkapkan, hasil pemeriksaan pelaku menganiaya karena pelanggaran tidak pakai helm.

"Pelaku memanggil korban, diarahkan ke salah satu kamar senior. Disitulah terjadi penganiayaan," kata Kombes Wahyu di Mapolrestabes, Selasa (5/2/2019) sore, seperti dilansir dari Tribun Timur.

Rusdi menganiaya Aldama dengan cara memukul di bagian wajah, dada dan bagian tubuh lainnya. 

Pihak penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar pun menetapkan Muh. Rusdi tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal.

Penyidik memeriksa 22 saksi, yakni senior dan teman seangkatan almarhum di kampus ATKP Makassar.

"Sampai sekarang ini kami sudah periksa 22 saksi, pemeriksaannya dari malam kejadian sampai pagi tadi, dan ditetapkan satu tersangka," jelas Wahyu.

Senior Aldama Putra, tersangka Muh. Rusdi diancam dengan pasal 351 ayat 3. Ancaman hukuman penjara 5 tahun dan selambatnya, maksimal 15 tahun.

Jenazah Aldama Putra Pangkolan disemayamkan di rumah duka, Selasa, Jalan Leo Watimena 4 nomor 5, kompleks Landasan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, Sulsel.

2. Dibilang Jatuh di Kamar Mandi

Saat Aldarma meninggal, pihak kampus berusaha menutup-nutupi kasusnya kepada ayah korban, Pelda Daniel.

Menurut Pelda Daniel, pihak ATKP mengatakan, putranya itu meninggal setelah terjatuh dari kamar mandi.

Namun faktanya, menurut Pelda Daniel putra semata wayangnya itu tewas setelah menderita beberapa bekas luka di bagian wajahnya yang diduga akibat penganiayaan.

"Saya ditelepon malam-malam oleh pengasuh anak saya di ATKP, diminta merapat ke RS Sayang Rakyat soalnya anak saya. Katanya jatuh. Jadi, awalnya perkiraan saya hanya luka atau patah. Pas saya tiba di rumah sakit, saya disambut pelukan dan pengasuk itu berkata, 'Bapak yang sabar ya. Kami sudah berusaha, tapi apa daya.' Di situlah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena di pikiran saya, anak saya sudah meninggal," tutur Pelda Daniel.

Pelda Daniel yang syok mendengar kabar anaknya telah tiada pun berusaha tegar dan menenangkan diri.

"Beberapa saat, saya diberi air putih minum, saya bilang, ' Bisa saya lihat anak saya? Jadi saya diantar masuk ke UGD dan melihat anak saya sudah diselimuti," ujar Pelda Daniel.

Ia pun membuka kain penutup jenazah anaknya dan kaget ketika melihat langsung wajah Aldama Putra Pangkola.

"Saya buka kainnya, saya lihat awajahnya banyak luka-lukanya di kepalanya, di pelipis dan di bawah matanya," ujar Pelda Daniel.

ia langsung curiga dan menanyakan ke pengasuh Aldama terkait penyebab kematian putranya.

Namun, jawaban yang ia terima justru mengecewakan. pengasuh itu bilang Aldarma terjatuh di kamar mandi.

"Saya tanya, anak saya ini mati karena apa? Pengasuhnya itu bilang anak saya jatuh di kamar mandi," kata Pelda Daniel.  

Jawaban pihak ATKP tidak diterima oleh Daniel.

"Jadi informasi-informasi ini seolah mereka menutupi. Seharunsnya jangan seperti ini, berbohong menutupi kasus ini. Makanya saya tidak percaya," kata Pelda Daniel.

Suasana di rumah duka mahasiswa ATKP Makssar yang tewas dianiaya senior
Suasana di rumah duka mahasiswa ATKP Makssar yang tewas dianiaya senior (Tribun Timur)

Pelda Daniel meyakini anaknya tewas dianiya lantaran melihat sejumlah luka yang diderita anaknya.

"Saya tahu betul anak saya itu dianiaya. Wong saya rasakan kok waktu pendidikan seperti apa penganiayaan itu," ujar prajurit TNI AU itu. 

Pelda Daniel pun berharap agar pihak ATKP Makassar lebih meningkatkan pengawasan terhadap taruna-taruninya agar tidak bernasib sama yang dialami Aldama Putra Pangkolan.

"Harapan saya ke pihak kampus tingkatkan pengamanan di dalam, baik ke taruna taruninya, maupun pengasuhnya, supaya tindak kekerasan di dalam itu berkurang dan kalau bisa tidak ada lagi," ujar Pelda Daniel.

3. Harapan Ayah Korban

Pelda Daniel berharap, kasus kematian Aldama Putra Pangkolan akibat penganiayaan tidak lagi terjadi di masa-masa mendatang.

"Cukuplah anak saya yang seperti ini, jangan lagi ada generasi-generasi berikutnya yang menjadi korban seperti ini," kata Pelda Daniel.

4. ATKP Makassar Berbelasungkawa

Pihak ATKP Makassar berbelasungkawa atas tewasnya Aldama Putra Pangkolan.

"Tentu kami merasa sangat kehilangan yang mendalam atas kepergian ananda Aldama," kata Pembantu Direktur ATKP Makassar, Irfan kepada Tribun Timur, Selasa.

Walau mengaku kehilangan, Irfan tidak mau menjelaskan banyak soal kejadian penganiayaan menyebabkan Aldama Putra Pangkolan meghembuskan nafas terakhir.

"Tentu kami sampai saat ini merasakan kehilangan, kasus seperti ini baru kali ini terjadi. Kami tidak bisa jelaskan banyak  karena polisi sudah tangani," jelasnya

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved