Sepeda Motor Boleh Melintas di Jalan Tol? Ini Kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri
Sepeda motor boleh melintas di jalan tol? Ini kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri
Beragam pendapat dilontarkan masyarakat terkait wacana pemerintah yang bakal mengizinkan sepeda motor masuk jalan tol.
Banyak pendapat yang mendukung dengan alasan kesetaraan, tetapi tidak sedikit yang menilai usulan tersebut hanya akal-akalan kelompok tertentu.
Derasnya komentar seperti yang ditunjukkan para pengendara ojek online yang mangkal di putaran arah kolong flyover Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan pada Kamis (31/1/2019).
Para pria yang mengaku menghabiskan waktunya di atas sepeda motor itu menolak wacana tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh anggota Gojek Kalibata, Soleh (35).
Warga Cililitan, Jakarta Timur itu beralasan masalah keamanan berkendara menjadi faktor utama, terlebih batas kecepatan antara jalan umum dengan jalan tol berbeda.
"Kalau di jalanan umum itu kan banyak penghalangnya, ada orang lewat, lampu merah (lalulintas) atau apa aja, jadi kecepatannya masih aman.
Nah kalau di tol itu bebas hambatan, kecepatannya juga nggak imbanglah sama mobil," ungkap Soleh.
Ari (39) Gojek Asal Kelapa Dua, Depok membalas pernyataan Soleh.
Dirinya yang mengaku pernah melewati jalan tol sembari mengendarai sepeda motor itu menolak dengan alasan yang sama, yakni tidak adanya batas antar jalur sepeda motor dengan mobil.
"Saya pernah masuk Jalan Tol TB Simatupang (Jalan Tol Lingkar Luar Selatan) banjir di Ragunan. Begitu lewat itu rasanya emang lega, tapi serem mobil, nggak ada batesnya. Padahal posisi macet, ujan," cerita Ari.
Berbeda dengan keduanya, Saiful (42) pengendara Grab asal Pasar Minggu mengaku wacana yang digulirkan pemerintah menurutnya terkait kepentingan politik.
Sepeda motor masuk jalan tol katanya sengaja disusun pemerintahan Joko Widodo untuk membalas isu tol Trans Jawa yang dinilai tidak pro rakyat.
Lawan politik Jokowi-sapaan Joko Widodo; katanya menyebut Tol Transjawa memiliki tarif yang mahal serta tidak dapat dinikmati warga kalangan bawah.
Pasalnya, tol hanya dapat dinikmati warga kalangan menengah ke atas yang mobil mobil pribadi.
"Ya tol kan yang bisa nikmatin cuma orang yang punya mobil doang, orang yanv punya mobil itu orang menengah ke atas.
Jadi kalau dibilang program Jokowi pro rakyat itu nggak tepat, soalnya rakyat yang mana yang disasar, yang punya mobil?" ungkapnya.
Terlepas dari hal tersebut, pemerintah menurutnya tidak perlu ambil pusing terkait wacana sepeda motor masuk jalan tol.
Dirinya sebagai seorang pengendara ojek online minta kepada pemerintah untuk menerbitkan peraturan tentang angkutan berbasis aplikasi online.
"Ngapain puyeng-puyeng, itu cuma akal-akalan Dono doang, ngakalin rakyat. Yang paling bener itu bikin peraturan soal ojek online, taksi online ini, supaya rakyat yang gantungin hidupnya di ojek ini nggak terus diteken sama perusahaan, kemitraan malah makin susah," tegas Saiful diamini rekan ojek online lainnya.
Diskon 2 Bulan
Tujuh ruas tol Trans Jawa yang sebelumnya masih gratis akan dikenakan tarif mulai Senin (23/1/2019) pukul 00.00 WIB.
Otomatis kini semua ruas tol sepanjang Merak hingga Pasuruan sudah bertarif dan ada penyesuaian hitungan harga kembali bagi yang ingin melintasinya.
Tujuh ruas yang akan mulai bertarif merupakan ruas yang sebelumnya di resmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang akhir Desember lalu.

Mulai dari Tol Pemalang-Batang, Tol Batang-Semarang, Tol Semarang-Solo segmen Salatiga-Kartasura, dan Tol Ngawi-Kertosono, Tol Kertosono-Mojokerto, Tol Gempol-Pasuruan, serta Tol Porong-Gempol.
PT Jasa Marga (Persero) mengatakan tol Trans Jawa terbagi dalam empat klaster berdasarkan pembagian wilayah operasi.
Klaster I terdiri dari Jakarta-Cikampek, Cikampek-Palimanan, Klaster II Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang. Klaster III terdiri dari Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, Mojokerto-Surabaya, sementara Klaster IV yaitu Porong-Gempol, Gempol-Pandaan, Gempol-Pasuruan, dan Pasuruan-Probolinggo.
• Dul Jaelani Ungkap Kekecewaan pada Mulan Jameela 10 Tahun Silam Lalu Sebut Ada Perubahan Terjadi
• Saphira Indah Meninggal Dunia Akibat Sesak Napas, Inilah 3 Cara Mudah untuk Atasi Sesak Napas
Kabar baiknya, meski semua ruas sudah resmi bertarif, namun selama dua bulan Jasa Marga memberikan diskon khusus sebesar 15 persen.
Menurut Pgs. General Manager Jasa Marga Cabang Surabaya Gempol Bagus Cahya AB, diskon tarif diberikan kepada pengguna jalan dengan jarak terjauh pada satu klaster di Klaster II-IV.
"Diskon 15 persen diberikan kepada pengguna jalan tol dengan jarak terjauh karena kami ingin memprioritaskan konektivitas yang tercipta antar satu daerah dengan lainnya," ujar Bagus, Minggu (20/1/2019).
Bagus melanjutkan, diskon tarif 15 persen pada Klaster II hanya berlaku bagi pengguna jalan yang masuk di Gerbang Palimanan dan keluar di Kali Kangkung, serta sebaliknya.
Sementara pada Klaster III berlaku bagi pengguna yang masuk di Banyumanik dan keluar di Waruguning, dan sebaliknya.
"Klaster IV hanya berlkau bagi pengguna dari Kejapanan Utama dan keluar di Grati, serta sebaliknya. Untuk pengguna jalan yang masuk dan keluar selain dari dan menuju gerbang tol yang telah disebutkan, maka diskon tarif 15 persen tidak berlaku," ucap Bagus. (Stanly Ravel)
Berikut rincian ongkos tarif Tol Trans Jawa per 21 Januari 2019 untuk kendaraan Golongan I :
Jakarta (Jakarta-Cikampek)-Surabaya (Kejapanan Utama) Rp 660.500
Merak-Jakarta (via JORR-Jakarta-Cikampek)-Surabaya Rp 723.500
Jakarta (Jakarta-Cikampek)-Pasuruan (Grati) Rp 712.500
Merak-Jakarta (via JORR-Jakarta-Cikampek)-Pasuruan (Grati) Rp 775.500
Jakarta (Jakarta-Cikampek)-Semarang Rp 334.500
Merak-Jakarta (via JORR-Jakarta-Cikampek)-Semarang Rp 397.500
• Hotman Paris Bikin Farah Quinn Gelagapan Ditanya Selera Cowok, Tersinggung Usai Cerita Pacar Bulenya
• Fatmi Rohanayanti Tewas Tanpa Busana di Semak-semak, Bra Diikat di Mulut, Ada Darah di Kemaluan
• 2 Penyakit Vanessa Angel yang Disebut Jadi Penyebab Pingsan, Setelah Diperiksa Polisi 12 Jam