Berita Pasuruan
Bagoes Asmara Dwipa dan Janda Cantik Pasuruan, Potret Sukses Usaha Furniture Limbah Kayu Pallet
Pemuda Pasuruan 30 tahun ini, membuat limbah kayu pallet ini menjadi kerajinan furniture yang memiliki nilai ekonomis yang fantastis.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: irwan sy
Ia menyadari bahwa bisnis furniture berbahan kayu pallet ini memang belum banyak yang melirik, apalagi dari limbahnya. Kecenderungannya, orang masih memilih furniture berbahan kayu jati atau harbot.

Padahal, kata dia, furniture buatannya juga tidak kalah dengan furniture berbahan kayu jati atau harbot. Dari sisi kekuatannya, ia berani bersaing.
Dibandingkan harbot, Bagoes yang mantan wartawan ini menyebut kayu pallet lebih kuat.
Menurutnya, harbot, akan mudah lapuk ketika terkena air. Selain itu, furniture buatannya lebih murah dibandingkan kayu jati dan harbot.
Lemari dua pintu berukuran standar, ia menjualnnya dengan harga Rp 1,2 juta. Sedangkan kayu jati, masih seharga Rp 2,5 juta dan harbot masih Rp 1,8 juta.
"Secara model juga lebih fresh dan minimalis. Bisa lebih bervariasi juga modelnya sesuai selara yang dingginkan customer. Saya jamin hargannya lebih murah dan kekuatannya juga lebih kuat," pungkasnya.