Gunung Agung Meletus
5 Fakta Gunung Agung Meletus, Terdengar Suara Gemuruh dan Prediksi Erupsi Susulan
5 Fakta Gunung Agung Meletus, Terdengar Suara Gemuruh dan Prediksi Erupsi Susulan
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Gunung Agung meletus pada Kamis (10/1/2019) sekitar pukul 19.55 WITA.
Menurut pantauan Pos Pemantauan api Agung di Desa Rendang, Gunung Agung meletus kurang lebih 4 menit 26 detik dengan aplitudo maksimal 22 mm.
Dihimpun SURYA.co.id dari berbagai sumber, berikut fakta terkait Gunung Agung meletus.
1. Warga Dengar Suara Gemuruh
Seorang warga Desa Badeg, Mang Ardi mengatakan, ia sempat melihat letupan api dan suara gemuruh dari Gunung Agung sekitar pukul 20.07 WITA.
Sementara Putu Dana, warga Desa Sebun juga melihat hembusan abu dari sekitar Gunung Agung pukul 20.05 WITA.
2. Status Siaga dan Zona Aman
Setelah erupsi, status Gunung Agung meningkat menjadi Status Level III (Siaga).
Kemudian warga dilarang melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yang berada di radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

3. Prediksi Erupsi Susulan
Kepala Subbidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api di Wilayah Timur PVMBG, Devi Kamil Syahbana mengatakan jika akan terus memantau aktivitas Gunung Agung.
"Erupsi susulan kalau terus menerus tendensinya belum ada. Tetapi kita terus monitor 24 jam aktivitas Gunung Agung oleh tim PVMBG," terangnya dikutip dari Tribun Bali artikel 'Gunung Agung Erupsi 4 Menit, PVMBG Sebut Belum Ada Indikasi Erupsi Lebih Besar'.
Namun, ia menjelaskan tendensi erupsi yang lebih besar belum terjadi.
"Kalau terjadi indikasi-indikasi bahwa dia aktivitasnya lebih tinggi akan kita evaluasi lagi statusnya. Indikasi ke arah erupsi yang lebih besar itu belum," pungkas Devy.

4. Tertutup Kabut
Sumber data KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung, menginformasikan, kolom abu tidak teramati dikarenakan kabut.
5. Rekomendasi Bagi Masyarakat
(1) Masyarakat yang berada di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada atau tidak melakukan pendakian.
Kemudian tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
(2) Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.