Berita Surabaya
RSUD Dr Soetomo Terbitkan Buku Panduan Bayi Kembar Siam, dari 85 Kasus Didominasi Dempet Dada
Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo FK Unair Surabaya akhirnya menerbitkan buku Tata Laksana Kembar Siam.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Kembar siam merupakan kasus kelainan bawaan yang menarik dan unik. Di Indonesia, angka ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Sejak 1975 hingga 2017 RSUD Dr Soetomo - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga telah merawat 85 kasus kembar siam, kebanyakan dempet dada.
Masalah penanganan kembar Siam di Indonesia sangat berbeda dengan luar negeri. Ada banyak faktor dan masalah kompleks yang harus dihadapi mengingat geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di seluruh tanah Air.
Untuk mempermudah penanganan bayi kembar siam ini, Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo FK Unair Surabaya akhirnya menerbitkan buku Tata Laksana Kembar Siam.
Ketua PPTKST RSUD Dr Soetomo, dr Agus Harianto SpA K mengungkapkan prosedur tetap tata laksana penanganan kembar Siam telah disusun secara terpadu menyeluruh dan berkesinambungan.
"Mulai dari struktur organisasi, diagnosis rujukan, waktu operasi hingga pemantauan tumbuh kembangnya. Buku ini pertama dibuat di Indonesia berdasarkan pengalaman tim kami menangani kembar siam," ungkapnya, Senin (31/12/2018).
Ia mengungkapkan buku tata laksana ini merujuk 85 kasus kembar siam yang ditangani dari 1975 hingga 2017. Dari 85 kasus itu hanya 37 kasus (43,5 persen) yang survive dan 48 kasus (56,5 persen) yang nonsurvive.
"Kasus kembar siam terbanyak adalah jenis thoracoabdominopagus yaitu dempet dada. Dengan buku ini bisa menjadi pengetahuan bagi akademisi dan praktisi untuk mengetahui klasifikasi kembar Siam berdasarkan anatomis dan fisiologisnya sehingga tidak semua kasus kembar Siam harus dirujuk,"ungkapnya.
Buku ini, lanjutnya, dicetak dengan desain unik layaknya kembar siam. Yaitu terdapat cetakan bolak balik dengan dua bahasa.
"Harapannya dengan pemakaian dual bilingual ini agar bisa menjadi rujukan penanganan di luar negeri juga. Dan bukti pada dunia bahwa Indonesia bisa menangani kembar siam,"ujarnya.
Dikatakan dr Agus pembuatan buku ini dilakukan selama enam bulan dan melibatkan para dokter muda untuk menterjemahkannya dalam bahasa Inggris. Hal ini sebagau upaya kaderisasi dalam penanganan kembar siam dengan melibatkan dokter muda.
Dalam buku ini juga terdapat beragam korespondensi dari ahli di Luar negeri serta sejumlah dokumentasi penanganan kembar siam dari 2009 sampai 2017.
Ketua Forum Pers RSU dr Soetomo, Dr Urip Murtedjo SpB KL mengungkapkan sangat mengapresiasi pembukuan Tata Laksana Kembar Siam tim Dr Agus. Pasalnya buku ini pertama di Indonesia dan menjadi bukti perjalanan PPKST yang sudah menangani bayi kembar siam dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Pembuatan buku ini permintaan semua pihak, sebagai kontribusi dan kenang-kenangan berbagai teknik penanganan kembar siam yang digunakan selama ini,"ujarnya.
Menurutnya buku ini menjadi referensi yang mahal karena berdasarkan pengalaman puluhan tahun.
"Meskipun RSUD Dr Soetomo menangani wilayah Jawa Timur dan Indonesia bagian Timur, tapi buku ini menunjukkan jejaring dengan rumah sakit lain dalam menangani kembar siam. Termasuk kembar siam di Bandung, Batam, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta,Malang, Mataram, Medan, dan Palembang," urainya.
Pembuatan buku ini, menurutnya juga tak lepas dari RSUD Dr soetomo yang menjadi pusat rujukan dan selalu menjadi rumah sakit yang dihubungi saat ditemukan kasus kembar siam.
"Kembar siam ini lucu dan ajaib, tiap kasus tidak ada yang sama. Kelainannya juga tidak sama, jadi membuat tim kembar siam bisa mengklarifikasikan berbagai jenis dan penangannya,"pungkasnya.