Edy Rahmayadi Kena Semprot dari Sang Anak karena Kerap Mendapat Bully, 'Ayah, Sudahlah!'
Edy Rahmayadi Kena Semprot dari Sang Anak karena Kerap Mendapat Bully, 'Ayah, Sudahlah!'
Penulis: Akira Tandika | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Kerap mendapat sorotan dari pencinta sepak bola Indonesia, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi diminta anaknya menyudahi ini.
Dalam sebuah wawancara, Edy Rahmayadi menyatakan jika ia sedih dengan hujatan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia padanya.
Bukan karena ia tak kuat, melainkan sang anaklah yang membuatnya sedih lantaran tak ingin ayahnya dicerca.
"Saya anggap lah kalian presiden biar tak menghina-hina aku. Sedih saya dengarnya, aku kuat. Bintang tiga loh. Tapi anakku. Aku tak papa, anakku yang marahin aku, ayah sudahlah," tuturnya, dikutip dari artikel Grid Hot yang berjudul 'Curhat Edy Rahmayadi Saat Diminta Mundur dari PSSI oleh Anaknya: Ayah, Sudahlah'.
• Erick Thohir Tak Mau Jadi Ketua PSSI. Persoalan Birokrasi Jadi Alasannya
• Oknum Pengurus PSSI Diminta Tobat Nasuha agar Match Fixing di Indonesia Tak Ada Lagi
• Oknum PSSI Ikut Terlibat Pengaturan Skor Pertandingan Sepakbola Indonesia Versi Bambang Suryo
• PSSI Diminta Panggil Vigit Waluyo Terkait Kasus Pengaturan Skor Pertandingan Sepakbola di Indonesia

Mantan Pangkostrad ini mengakui dirinya tak sanggup bila sang anak sudah memarahinya.
Hal ini disampaikan Edy Rahmayadi saat mengadakan temu pers bersama wartawan di Aula Raja Inal Kantor Gubernur Sumut, Medan, Rabu (5/12/2018).
"Tuliskan besar-besar besok di koran, kalau Edy bertahan hingga 2020," cetusnya.
Edy mengakui di beberapa minggu terakhir dirinya banyak mendapat hinaan dari masyarakat akibat hasil minor yang diraih Timnas Senior di gelaran AFF lalu.

• Peneliti LIPI Sebut Operasi Militer Penanganan Egianus Kogoya & KKSB Papua Tak Selesaikan Masalah
• Kompetisi Liga 1 Berakhir, David da Silva Belum Perpanjang Kontrak di Persebaya Surabaya
• Lama Terpendam, Zaskia Adya Mecca Bongkar Rahasia Berjodoh dengan Hanung Bramantyo
Edy Rahmayadi sempat meminta dirinya tidak terus-terusan dibully karena apa yang ia sampaikan memiliki dasar.
Edy menjabarkan data pada tahun 2016 yang menunjukkan rendahnya jumlah pemain Indonesia dibandingkan negara-negara lain.
Belanda memiliki 1,2 juta pemain dari 16,7 juta jiwa penduduk sementara Spanyol memiliki 4 juta lebih pemain dari 46,8 juta jiwa warganya.
Jerman memiliki 6,3 juta pemain dari 80.700.000 jiwa penduduk, Thailand 1,3 juta pemain dari 64.600.000 jiwa penduduk, dan Singapura memiliki 190.000 pemain dari 4.500.000 jiwa.
"Sementara, Indonesia hanya punya pemain 67 ribu dari 250 juta jiwa. Tolong jangan bully lagi saya. Kalau mau beritakan, beritakanlah ini,” ucap Edy Rahmayadi kepada para wartawan.
“Kalau dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih jauh tertinggal. Bisa dilihat dari jumlah pemain, sarana stadion, dan lainnya. Saya bilang sama Presiden kalau kita belum punya pemain bola yang pas, kuantitas saja masih kurang, apalagi kualitas,” tutur Edy.
Ke depannya, Edy Rahmayadi meminta para wartawan dan insan media memberikan dukungan penuh kepadanya untuk memajukan PSSI.
Edy Rahmayadi juga meminta doa dan dorongan agar dirinya mampu memajukan sepak bola Indonesia bersama PSSI.
"Janganlah kalian ikut-ikutan (mem-bully), tapi doakanlah kami. Kalau gak kalian yang bela saya, terus siapa yang bela saya?” tanyanya.
Edy Rahmayadi memang kerap menerima sorotan tajam sejak menjabat sebagai Ketua umum PSSI.
Edy menjadi sasaran kritik karena kerap memberikan pernyataan kontroversial mengenai persepakbolaan Indonesia.
Seperti menyebut Evan Dimas dan Ilham Udin tidak nasionalis karena berlaga di klub asal Malaysia, Selangor FA.
Kritik yang dialamatkan pada Edy Rahmayadi semakin parah usai dirinya merangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatra Utara dan Indonesia tampil buruk di Piala AFF 2018.
Tak cuma dibully di media sosial, Edy juga banyak mendapat desakan untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI.
Di tengah gempuran tuntutan untuk meletakkan jabatannya selaku Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyatakan siap bertahan sampai masa jabatannya habis pada 2020.
• Rossa Histeris Sebut Nama Ahmad Dhani saat Lihat Dul Jaelani, Begini Reaksi Maia Estianty
• Rocky Gerung Sering Berapi-api Memaki, Giliran Dibalas Netizen, Ternyata Jawabannya Tak Disangka
• Nasib Berbeda Maia Estianty dan Mulan Jameela saat Terjebak Macet, Lihat Kendaraan di Depannya!
Edy Rahmayadi Ungkap Penyebab Kegagalan Indonesia
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi buka suara soal gagalnya Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Edy Rahmayadi menilai, minimnya pemain senior yang dipanggil menjadi salah satu penyebab kekegalan skuad Garuda.
Dari 23 pemain yang dipanggil Bima Sakti sebagai pelatih, hanya 9 pemain senior yang masuk Timnas Indonesia. Sisanya merupakan pemain di bawah U-23.
Kesembilan pemain senior yang dipanggil Bima Sakti adalah Andritany Ardhiyasa, Muhammad Ridho, Fachruddin Aryanto, Rizky Pora, Bayu Pradana, Stefano Lilipaly, Riko Simanjuntak, Dedik Setiawan, dan Alberto Goncalves.
Banyaknya pemain U-23 juga tak lepas dari hasil Asian Games 2018 yang kala itu berhasil menembus babak 16 besar di bawah asuhan Luis Milla.
"Kompetisi sepak bola kita sudah bagus, bahkan saat ini terbaik nomor 3 di Asia," kata Edy Rahmayadi dikutip Surya.co.id dari BolaSport.com.
"Perlu diketahui juga, kita ini keterbatasan pemain senior, mayoritas pemain yang bermain di Piala AFF 2018 kemarin itu adalah U-23," jelas Edy Rahmayadi.
Pria yang saat ini juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu mengatakan pemain-pemain senior timnas Indonesia di Piala AFF 2018 juga kekurangan penyerang.
Bahkan, Bima Sakti harus memanggil Alberto Goncalves yang usianya sudah menginjak 38 tahun.
"Jadi memang sangat minim pemain-pemain senior. Kami ini sudah berusaha semaksimal mungkin untuk timnas Indonesia," ucap Edy Rahmayadi.
Sebelum memutuskan untuk menunjuk Bima Sakti, PSSI sempat menginginkan kembalinya Luis Milla melatih timnas Indonesia dengan durasi kontrak satu tahun ke depan.
Namun, pelatih asal Spanyol itu diklaim Edy memutuskan untuk menolak tawaran tersebut.
Di bawah asuhan Bima Sakti, Timnas Indonesia hanya mampu finish di posisi keempat dalam klasemen Grup B Piala AFF 2018.
Skuat Garuda hanya mendapatkan empat poin dari hasil menang melawan Timor Leste, bermain imbang dengan Filipina, dan menelan kekalahan dari Singapura serta Thailand.
"Kami sudah maksimal. Pelatih dan manajer juga sudah bekerja keras bersama dengan atlet-atlet kita. Ini yang terjadi dan saya mohon maaf khususnya. Saya bertanggung jawab semua ini," pungkas Edy Rahmayadi. (*)