Reuni Akbar Alumni 212
Prabowo Kritik Pers usai Reuni Akbar Alumni 212, TKN Jokowi-KH Maruf Amin : Prabowo Emosi
Kritikan Prabowo tersebut ditanggapi oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Jokowi-KH Maruf Amin, Abdul Karding.
SURYA.co.id | JAKARTA - Usai acara Reuni Akbar Alumni 212, Prabowo kritik pers dan wartawan. Bahkan, Prabowo menyatakan, pers banyak bohongnya.
Ungkapan Prabowo kritik pers itu lantaran media mainstream tidak ada yang memberitakan acara Reuni Akbar Alumni 212 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, yang diklaimnya dihadiri 11 juta orang dari berbagai daerah.
Kritikan Prabowo tersebut ditanggapi oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Jokowi-KH Maruf Amin, Abdul Karding.
• Detik-detik saat Pemberontak Papua Bantai 20 Pekerja sambil Menari-nari, Ada Pekerja Pura-pura Mati
• Usai Reuni Akbar Alumni 212, Prabowo Kritik Pers dan Wartawan : Pers Banyak Bohongnya
Abdul Kadir Karding, mengatakan, Prabowo tidak pantas marah terhadap media di Indonesia yang tidak meliput Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta, Minggu (2/12/2018).
"Jadi menurut saya, ini sesuatu yang sangat disayangkan karena seakan-akan pers ini adalah satu lembaga yang merusak demokrasi," kata Abdul Kadir Karding di Posko Cemara, Mentent, Jakarta, (5/12/2018).
"Menurut saya ini tidak betul dan tidak pantas disebutkan Pak Prabowo," ujar Abdul Kadir Karding.
Prabowo menuduh banyak media massa yang ingin mencuci otak masyarakat dengan memberitakan kebohongan.
Namun, Prabowo tidak menyebut nama media dan menjelaskan soal berita bohong yang dimaksud.
Menanggapi hal tersebut, Abdul Kadir Karding mengatakan, prihatin dengan pernyataan Prabowo.
"Saya terus terang prihatin, bahwa statement ini sepantasnya tidak diucapkan apalagi dengan nada emosi dan dorong-mendorong. Saya menonton videonya ada kamera yang didorong entah kamera siapa, tetapi nampak sekali bahwa Pak Prabowo dalam kondisi emosi," ucap Abdul Kadir Karding.
Apalagi, ungkapan Prabowo kritik pers yang tidak memberitakan acara Reuni Akbar Alumni 212 yang digelar di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, pada Minggu (2/12/2018) lalu.
Ia juga mempersoalkan pemberitaan yang menyebut jumlah peserta Reuni Akbar Alumni 212 hanya mencapai sekitar 15.000 orang.
Padahal, klaim Prabowo, peserta yang hadir mencapai 11 juta orang.
"Kalau dia marah-marah tidak mendapatkan peliputan yang cukup berarti sesungguhnya panitia utamanya Pak Prabowo, itu satu. Yang kedua, saya kira Pak Prabowo besar dan Gerindra besar itu karena Pers. Tidak sepatutnya pers diperlakukan seperti itu," tutur Abdul Kadir Karding.
Menurut Abdul Kadir Karding, pers adalah satu pilar tersendiri dalam membangun demokrasi.