Reuni Akbar Alumni 212
Reuni Akbar Alumni 212- Habib Rizieq Akan Video Conference dari Arab Saudi, Bawaslu Disarankan Turun
Pemimpin Front Pembela Islam ( FPI) Habib Rizieq Shihab bakal hadir di tengah massa aksi Reuni Akbar Alumni 212. Meski Habib Rizieq saat ini di Arab.
Selain itu, ia menegaskan tidak adanya orasi politik acara tersebut karena sudah ditentukan siapa yang mengisi pidato.
Dia menyebut acara itu merupakan kegiatan keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
"Kita juga akan kasih kabar kepada para orator semaksimal mungkin bagaimana aturan mainnya agar tidak ada orasi politis, makanya kami pilih-pilih betul siapa yang akan bicara besok, siapa yang akan diberikan kesempatan untuk memberikan di acara tausiah besok," jelas Slamet.
Berbeda dengan Prabowo, Slamet menyarankan capres petahana Jokowi tidak diundang karena alasan keamanan.
Apalagi, dikatakan Slamet, Jokowi merupakan Presiden adalah simbol negara. Bila sesuatu terjadi dengan Presiden Jokowi akan menyangkut negara Indonesia.
"Kita sangat menghormati Presiden sebagai simbol negara ya karena nggak bisa dipisahkan ini capres atau presiden, kalau Pak Prabowo kan bukan presiden," katanya.
"Sehingga kalau terjadi sesuatu sama Pak Jokowi ini menyangkut negara, ini yang jadi pertimbangan kita. Kalau Pak Prabowo nggak menyangkut negara tapi presiden kan simbol negara harus kita jaga perasaannya," tuturnya.
Ketua Panitia Reuni Akbar Mujahid 212 Ustaz Bernard Abdul Jabbar menyatakan dibatalkannya rencana mengundang Presiden Jokowi adalah sebagaimana arahan pimpinan Front Pimpina Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
"Iya betul itu, itu yang sama disampaikan juga, karena sebagaimana arahan dari habib kita ( Habib Rizieq Syihab)," kata Abdul Jabbar.
Pembatalan mengundang Jokowi itu tertuang dalam Maklumat Panitia Reuni Akbar Mujahid 212.
"Batal mengundang Jokowi & rezimnya. Karena mereka anti-Aksi 212, tidak mensyukuri anugerah 212, bahkan masih berupaya mengkriminalisasi ulama & aktivis 212," bunyi salah satu poin di maklumat itu
Janji tak Kampanye
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa atau GNPF Ulama, Yusuf Muhammad Martak memastikan Reuni Akbar Alumni 212 tidak akan melakukan kampanye apapun untuk pasangan calon manapun.
Seluruh pasangan calon, jelas dia, dipersilakan untuk hadir, tetapi tidak akan diberi panggung.
"Saya tegaskan, tidak akan ada pasangan calon yang akan naik ke panggung. Siapapun. Kalau mau datang, ya bergabung dengan massa aksi," tegas dia.
Meski, dia mengaku akan kesulitan apabila nantinya Presiden Joko Widodo akan hadir dalam acara itu. Pasalnya, sebagai kepala negara, tidak mungkin panitia tidak menyediakan tempat.