Kilas Balik

Nasib Preman di Era Soeharto Saat Benny Moerdani Jadi Panglima ABRI, 'Lebih Sadis Lagi,' Katanya

Mantan Ketua Tim Ad Hoc Penyelidikan Pelanggaran HAM Petrus, Yosep Adi Prasetyo sempat menceritakan nasib para preman di era Soeharto

Youtube
Benny Moerdani (kanan). 

Masih dari sumber yang sama, aksi tim OPK ini pernah disaksikan sendiri oleh seorang mantan preman asal Semarang, Jawa Tengah bernama Bathi Mulyono.

Bathi (1983) merupakan preman yang sudah terdata oleh aparat keamanan setempat dan sudah rutin menjalani wajib lapor tapi ternyata masih diburu tim OPK.

Untuk menghindari tim OPK yang terus memburunya, Bathi memutuskan menyelematkan diri dan bersembunyi di kawasan Gunung Lawu hingga pertengahan 1984.

Suatu kali karena ada keperluan, Bathi turun gunung melalui Blora dan bermaksud ke Rembang.

Sewaktu Bathi hendak balik lagi ke Blora, hari sudah pukul 21.00 WIB dan sama sekali tidak ada angkutan umum.

Lalu Bathi memutuskan menyetop kendaraan pengangkut sayur untuk menumpang, karena biasanya kendaraan seperti itu memang mau membawa warga yang sudah kemalaman di jalan.

Jalur antara Rembang-Blora banyak melintasi hutan-hutan jati yang sepi dan makin malam kendaraan yang melintas juga sangat jarang.

Ketika ada mobil pick up pengangkut sayur melintas dan mau berhenti, Bathi segera naik di bak mobil yang terdapat sekitar tujuh karung penuh barang.

Bathi terkejut karena beberapa orang di dalam bak mobil membawa senjata laras panjang dan pistol jenis FN yang biasa digunakan tentara.

Tapi yang membuat Bathi lebih terkejut, salah seorang bersenjata itu tiba-tiba menegurnya untuk tidak menduduki karung karena berisi manusia.

Bathi terkesiap dan jantungnya berdetak kencang ternyata karung-karung itu berisi para preman yang akan dieksekusi.

Bathi yang menyadari dirinya sedang berada di tengah para tim OPK yang sebenarnya juga terus memburu dirinya berusaha bersikap tenang.

Untung saja wajahnya tegangnya tersamar oleh gelapnya malam yang tanpa terang bulan itu.

Sepanjang perjalanan Rembang-Blora di tengah hutan jati yang sepi sejumlah karung diturunkan lalu dihujani tembakan dan karung yang bersimbah darah digelundungkan ke hutan.

Karung-karung berisi para preman itu terus diturunkan pada jarak tertentu lalu ditembak dan kemudian di lempar ke dalam hutan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved