Pesawat Lion Air Jatuh
Penyelam yang Meninggal saat Evakuasi Lion Air Pernah Jadi Relawan Jatuhnya AirAsia Tahun 2014
Penyelam yang meninggal saat evakuasi korban Lion Air pernah jadi relawan jatuhnya AirAsia tahun 2014
SURYA.co.id | SURABAYA - Lyan Kurniawati, isteri Syachrul Anto (48) berduka setelah mendengar kabar suaminya meninggal saat penyelaman membantu evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat.
Tubuhnya mencoba tegar, namun sesekali Lyan menangis.
Wajahnya sembab memerah mengingat kembali komunikasi terakhir suaminya.
"Jumat malam (2/11/2018) saya dikabari, saya syok dia berangkat sehat. Tadi malam saya ke Jakarta langsung dan sudah meninggal kemudian saya bawa kesini," kata Lyan Kurniawati, isteri korban di rumah duka Jalan Bendul Merisi Gang VIII no 41 Surabaya, Sabtu (3/11/2018).
Saat itu, Lyan mendapat informasi suaminya dan beberapa temannya menyelam hingga kemudian dikabarkan meninggal dunia.
"Saya belum sanggup tahu detailnya. Dia berangkat dua hari lalu. Dia punya lisensi dan menjadi relawan sejak evakuasi pesawat Air Asia tahun 2014" kata Lyan.
Ditambahkannya, keputusan Syachrul berangkat ikut penyelaman evakuasi pesawat Lion Air JT-610 itu direncanakannya bersama tim penyelam Makasar.
"Dia punya komunitas, gabung komunitas di Makassar. Ada lisensi juga," kata Lian.
Gugur Dalam Tugas
Sebelumnya jenazah anggota Diver Rescue Syachrul Anto (48) tiba di rumah duka Jalan Bendul Merisi Gang VIII no 41 Surabaya, Sabtu (3/11/2018).
Syahrul Anto gugur dalam tugas penyelamatan evakuasi Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10/2018).
Jenazah almarhum diterbangkan sekitar pukul 05.00 WIB dari Jakarta dan tiba di rumah duka tiga jam kemudian.
"Tadi tiba jam 08.00 wib," kata kakak ipar korban, Ibnu Abdillah di rumah duka, Sabtu (3/11/2018).
Berangkat dari Yogyakarta
Duka mendalam dirasakan keluarga Syachrul Anto (48), penyelam anggota dari Indonesia Diving Rescue Team yang meninggal saat operasi SAR Lion Air PK-LQP rute penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10/2018).
Syachrul diketahui meninggal dunia, Jumat (2/11/2018).
"Dia berangkat Kamis (1/11/2018). Tadi malam jam 20.00 WIB kami dikabari dari Basarnas. Saat itu kami masih di Yogyakarta karena dia berangkat dari Yogyakarta ke Jakarta," kata Lyan Kurniawati (36), istri Syachrul Anto di rumah duka.
Lian mengatakan perjalanan suaminya dimulai saat mereka dari Makassar ke Yogyakarta untuk urusan keluarga.
Kemudian dari Yogyakarta, Syachrul ditelepon untuk misi kemanusiaan relawan di evakuasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
"Kami tinggal di Makassar. Bapak dari Makassar besar di sini dan saya yang dari Jawa. Bisnis di sana juga dan teman-teman penyelam juga di Makassar. Relawan tetap di Basarnas," kata Lian sembari mengusap air matanya.
Saat ini, di rumah duka sudah berkumpul keluarga dan saudara untuk persiapan persemayaman jenazah
"Nanti setelah dhuhur dimakamkan di pemakaman dekat rumah," kata Lyan. (tribun jatim/nurika anisa)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/penyelam-lion-air-jt-610_20181103_114144.jpg)