Pemkot Surabaya
Dewan Minta Pemkot Buat IPAL di Pasar Unggas Keputran, Dianggap lebih Baik daripada Penggusuran
Komisi B DPRD Surabaya Erwin Tjahjuadi meminta rencana Pemkot memindahkan pedagang unggas Pasar Keputran Selatan dikaji ulang.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID | SURABAYA - Komisi B DPRD Kota Surabaya Erwin Tjahjuadi meminta rencana Pemkot memindahkan pedagang unggas Pasar Keputran Selatan dikaji ulang.
Terutama melihat kondisi LPKM Pasar Panjangjiwo yang juga menolak untuk menampung pedagang Pasar Keputran. Selain itu kondisi Pasar Panjangjiwo relatif sepi sehingga berpotensi memberatkan pedagang.
Hari ini, Rabu (31/10/2018), Erwin turun ke pasar guna berdialog dengan para pedagang. Berdasarkan pengamatan lapangan, para pedagang Pasar Keputran masih berjualan unggas khususnya ayam.
Hanya saja mereka yang masih bertahan harus lebih repot lantaran menggeledek ratusan ayam dari depan pasar hingga ke dalam pasar.
Ini imbas dari dua pintu belakang pasar yang biasa digunakan untuk bongkar muat unggas di bagian sisi samping pasar dekat sungai ditutup paksa oleh Pemkot.
"Yang jadi korban lagi-lagi pedagang. Dua akses pintu belakang untuk bongkar muat unggas ditutup. Pedagang harus menggeledek ayam dari depan ke tempat penyembelihan di dalam pasar," kata politisi PDIP ini.
Ia mengatakan Pemkot harus memikirkan kepentingan rakyat. Jika memang kendalanya IPAL dan limbah penyembelihan ayam tidak ada di sini, harusnya solusi yang tepat adalah membuatkan IPAL.
Sehingga pedagang tak kehilangan tempat penjualan dan tidak kehilangan pelanggan.
"Membuat IPAL itu tak mahal. Nggak sampai Rp 500 juta. Tinggal membuat saja. Bahkan kalau Pemkot tidak mau menganggarkan pedagang di sini mau urunan supaya ada IPAl dan mereka tak dipindah," ucapnya.
Selain itu juga masih bisa ada cara lain. Misalnya membuat bak kontrol pembuangan. Yang terdiri dari filter sederhana yabg bisa menyaring limbah bulu, jeroan ayam agar tidak masuk ke badan sungai.
"Kita sedang bahas APBD murni kita akan lihat Pemkot menganggarkan atau tidak. Kita akan lihat pembahasan di komisi-komisi. Kita akan minta dianggarkan," katanya.
Menurutnya solusi memberikan IPAL jauh lebih arif bagi Pemkot dibandingkan harus menggusur pedagang yang sidah benar berjualan di pasar.
Mereka para pedagang tidak berjualan di pinggir jalan, menurutnya tak perlu dipindahkan ke pasar lain. Lntaran efek dominonya bisa bertambah.
"Solusinya ya ditambah IPAL-nya. Buatkan. Ini bukan masalah yang haris diatasi dengan penggusuran," tegasnya.