Berita Pasuruan

Kisah Polisi Pasuruan, Sukses Berbisnis dan Beri Peluang Lapangan Pekerjaan Bagi Warga Miskin

Pria 35 tahun ini menjadi pengusaha keset sukses sehingga mampu menjadi pemberdaya warga miskin dan janda di dekat rumahnya.

surya/galih lintartika
Bripka Eky Sukarno dan warga yang diberdayakannya untuk membuat keset 

Saat ini, Eky bisa dikatakan sebagai pengusaha keset yang terbilang sukses.

Anggota Polres Pasuruan ini mampu memberdayakan dan mensejahterakan warga miskin dan janda-janda di kampungnya.

Dalam hal ini, Bripka Eky memang memiliki peran ganda. Bukan hanya sebagai polisi. Tetapi juga, sebagai perajin keset yang sukses karena mampu mengangkat ekonomi masyarakat miskin di kampungnya.

Eky yang menjadi anggota polisi sejak 2002 ini mengaku awalnya prihatin dengan angka pengangguran dan kemiskinan di kampungnya ini tinggi.

Rata-rata, mereka hanya mengandalkan buruh tani. Ketika sepi, tidak ada pengganti pekerjaan sebagai buruh tani. Mereka menganggur dan kehidupannya pas - pasan.

"Saya mau bantu tapi saya tidak punya usaha dan keterampilan. Saya ikut prihatin atas kondisi ini. Saya selalu berdoa semoga kelak diberi jalan untuk bisa membantu memberdayakan warga miskin dan janda di kampung saya," katanya.

Suami dari Trialishartanti ini berpikir keras. Bagaimana caranya, agar warga di kampungnya, bisa menambah penghasilan mereka.

Hingga tiga tahun yang lalu, ia menemui jalan. Ketika itu, ada teman istrinya di wilayah Jatiarjo, Kecamatan Prigen, yang membuat keset.

Hal itu membuatnya tertarik untuk membuat. Apalagi, bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat keset rajut, melimpah di tempatnya.

“Bahannya dari limbah kain dan garmen. Mudah sekali bahan baku itu kami dapatkan,” tambahnya.

Bripka Eky pun mulai belajar. Ia belajar ke Prigen, untuk bisa membuat keset.

Berhari-hari ia pergi ke Prigen, untuk belajar. Ia belajar, setelah jam kerja di Polres Pasuruan selesai.

“Saya rela sampai pulang larut malam, saat belajar membuat keset ke teman istri di Prigen saat itu," kenang bapak dua anak ini.

Ia belajar selama lima hari. Begitu bisa, ia mencoba terapkan di rumah. Mulanya, ia membeli satu alat.
Lambat laun, ia menambah alat sederhana untuk membuat keset. Alat-alat itu tidak digunakannya sendiri.

Tetapi diberikan ke tetangga-tetangganya yang berminat untuk membuat keset.

“Begitu saya bisa, saya tularkan ke tetangga-tetangga,” ungkap lelaki kelahiran 8 Desember 1983 tersebut.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved