Ratna Sarumpaet
Gibran Rakabuming Tanggapi Video Dorce Dipolitisasi saat Foto Pegang Pamflet Ratna Sarumpaet
Belum lama ini artis Dorce Gamalama dikait-kaitkan dengan kasus yang menjerat Ratna Sarumpaet.
Klarifikasi Dorce itu mendapat respon akun Twitter putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Gibran mengunggah video berisi klarifikasi Dorce yang dicuitkan akun twitter @st-kurniawan di lama Twitternya.
Gibran juga menuliskan kalimat penyemangat untuk Dorce.
"Yg sabar ya bu," tulisnya.
Unggahan Gibran ini direaksi beragam netizen.
@krisnaputro : mas juga yang sabar ya , bapak jokowi di fitnah mulu :( ga kebayang jadi anak nya
@de_mrn14 : mas katanya bu RS mau ke chilli, kira2 kalo jadi mau disiapin menu spesial ap sama masnya?
@stri72 : Kirain mau kemana ke bandara, ternyata ke chilli~ pari
Di bagian lain, Ingrid Kansil menuliskan klarifikasinya di akun instagram pribadinya.
Namun, Ingrid memberi pengakuan berbeda.
Ingrid justru mengaku pamflet berisi foto Ratna Sarumpaet itu dia dapatkan dari Dorce.
Berikut tulisannya:
"Ketika pemberitaan dan foto tentang ibu Ratna Sarumpaet tersebar di media dan sy jg lihat di pamflet yg sy dapatkan dari bunda Dorce ketika kami bertemu ngga sengaja tgl 2 okt 2018 di resto gandys steak menteng ( waktu itu sy makan malam bersm ibu dan adik sy) dan bunda dorce menyampaikan keprihatinan nya jg dgn foto bu ratna sarumpaet saat itu, spontan sy pun sebagai seorang perempuan nurani ini tercabik tatkala kaum yang selama ini saya dan kawan-kawan perjuangkan hak nya menjadi korban ketidakadilan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sungguh saya mengecam segala bentuk kekerasan terhadap perempuan apapun alasannya dan kita semua pun setuju bahwa tingkat kekerasan terhadap perempuan masih tinggi di Indonesia. Namun betapa kagetnya saya ketika hari ini melalui press conference, Ibu Ratna Sarumpaet Mengakui semua hal yg ia sampaikan hanyalah kebohongan publik yang ia ciptakan.
Tentunya kami kecewa sungguh hati ini merasa dibohongi ketika niat baik membela kepentingan perempuan disalahgunakan sebagai alat kepentingan lainnya.