Gempa Bumi Palu
Sebelum Gempa Mengguncang Palu, Atlet Paralayang Kediri Sempat Menelepon Istrinya dan Bilang Ini
Sejam sebelum gempa mengguncang Palu, atlet paralayang asal Kediri sempat menelepon istrinya dan bilang ini.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | KEDIRI - Bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu, Jumat (28/9/2018), menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga Toni Suyanto, orangtua Reza Christiyanto, atlet paralayang asal Kediri.
Hingga lima hari pascagempa, tim SAR yang menyisir korban di reruntuhan Hotel Roa Roa masih belum menemukan keberadaannya, Rabu (3/10/2018).
Keluarga Toni Suyanto harap-harap cemas kondisi putranya. Apalagi saat menginap di Hotel Roa Roa, Reza mendapat kamar di lantai 7.
Kondisi hotel dengan 8 lantai itu telah runtuh akibat guncangan gempa.
Pihak keluarga sudah mencoba mengontak tim SAR dan posko bencana untuk mendapatkan perkembangan terakhir pencarian. Namun masih belum mendapatkan kabar kepastian.
Toni Suyanto bersama istrinya saat ini masih menunggu perkembangan terbaru dengan berkumpul di rumah besannya di Kota Solo.
Dua tahun lalu Reza menikah dengan dr Veny Mayangsari, yang bertugas di salah satu rumah sakit Solo.
Toni berharap putra tunggalnya itu segera ditemukan. Setiap malam di rumahnya juga digelar pembacaan Surat Yasin dan tahlil yang diikuti tetangga dan kerabatnya.
Menurut Toni, putranya sejak remaja memang sudah senang dengan olahraga yang ekstrem.
Sebelum menjadi atlet paralayang, Reza juga sering mengikuti kejuaraan arung jeram.
Namun semenjak kuliah di progam studi Perikanan Universitas Brawijaya (UB), Reza lebih memilih menekuni olahraga paralayang.
Latihan paralayang ini biasa dijalani di Kota Batu. Prestasinya sukses meraih medali emas pada ajang PON 2016 mewakili Jatim.
Malahan pada kejuaraan internasional paralayang di Kazakstan beberapa waktu lalu berhasil meraih juara ketiga.
Sejumlah kejuaraan internasional juga telah diikuti seperti Kanada dan Nepal.
Bulan depan bahkan telah diagendakan mengikuti kejuaraan internasional paralayang di Khatmandu, Nepal.