Berita Kesehatan

Berjalan Kaki Bisa Turunkan Risiko Stroke pada Orang Tua Umur 70 Tahunan, Simak Penjelasannya!

Aktivitas berjalan kaki ternyata bisa menurunkan risiko stroke pada orang tua, bahkan bisa mencegahnya sejak dini. Simak penjelasannya!

ist/colourbox
Ilustrasi 

SURYA.co.id - Aktivitas berjalan kaki ternyata bisa menurunkan risiko stroke pada orang tua, bahkan bisa mencegahnya sejak dini.

Hal ini dijelaskan dalam hasil penelitian dari Universitas Gothenburg di Swedia, seperti dilansir dari laman Dailymail.

Katharina Sunnerhagen seorang profesor yang mengatakan bahwa ada banyak bukti yang menjelaskan bahwa aktivitas fisik mungkin memiliki perlindungan pada otak.

Dan penelitian yang dilakukan oleh dirinya dan timnya menambah daftar panjang bukti tersebut.

Hasil studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Neurology, yang didasarkan pada hasil penelitian pada 925 orang tua dengan usia rata-rata 73 tahun yang mengalami stroke.

ilustrasi
ilustrasi (ist)

Baca: Tak Hanya Ridwan Kamil, Persib Bandung juga Berikan Ucapan & Harapan Atas Tewasnya Suporter Persija

Baca: Furry Setya ‘Mas Pur di Tukang Ojek Pengkolan Sudah Lamaran, Intip Potret Cantik Calon Istrinya

Olahraga ringan didefinisikan sebagai kegiatan seperti berjalan kaki setidaknya empat jam seminggu, berenang, jalan cepat atau berlari selama dua hingga tiga jam.

Profesor Sunnerhagen mengatakan bahwa olahraga bermanfaat bagi banyak hal.

Penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa, olahraga tidak hanya berdampak positif pada fisik saja.

Olahraga yang teratur dalam satu minggu bisa mengurangi risiko stroke pada seseorang di masa tuanya nanti.

Sebuah penelitian lain di Inggris juga mengatakan hal yang sama.

Penelitian tersebut dilakukan pada 350.000 lebih orang.

Dari hasil penelitian di Inggris menemukan bahwa mereka yang sering berjalan atau bersepedah, mengurangi risiko kematian akibat stroke atau penyakit jantung hingga 30 persen.

Sekitar setengah dari peserta penelitian yang dilakukan profesor Sunnerhagen, mengungkapkan bahwa secara fisik mereka tidak aktif berolahraga sebelum terkena stroke.

Yang artinya mereka kurang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik sebelum terkena sakit.

Dari 925 orang yang diteliti, 481 orang mengalami stroke.

Dari 481, 127nya menderita stroke sedang atau berat.

Sisanya, 384 orang yang rajin melakukan aktivitas atau olahraga ringan berhasil mengurangi risiko stroke.

Ternyata, untuk menghindari penyakit yang berbahaya sekalipun bisa diatasi dengan cara olahraga ringan seperti berjalan kaki asalkan dilakukan dengan teratur

Disamping itu, tim peneliti asal Australia belum lama ini mengumumkan hasil penelitian terkait hubungan antara kecepatan berjalan seseorang dengan panjang usianya

Dilansir dari laman Science Alert, penelitian itu menemukan bahwa risiko kematian seseorang dapat diukur sejak dini berdasarkan kecepatan berjalannya.

Ilustrasi jalan kaki.
Ilustrasi jalan kaki. (http://www.somdnews.com)

Baca: Khawatir Ditinggal Ardi Bakrie, Nia Ramadhani Rela Berjuang Agar Tetap Kurus, Inilah Tips Dietnya

Baca: Ruch Gaya Tak Datangi Resepsi Pernikahan Putranya dan Meiza Aulia, Eza Gionino: Tidak Ada di Jakarta

"Kecepatan berjalan seseorang mempengaruhi kemungkinannya bertahan hidup, hal ini tentu terlepas dari aktivitas fisik setiap orang," ujar Emmanuel Stamatakis, salah satu tim peneliti dari Universitas Sydney.

Penelitian tersebut mengumpulkan sekitar 50.000 peserta meliputi 11 survei di Inggris dan Skotlandia dalam rentang 1994 hingga 2008.

Tim peneliti menyimpulkan bahwa seseorang yang berjalan cepat memiliki kemungkinan hidup yang lebih panjang, sebesar 20 persen ketimbang seseorang yang berjalan lambat.

Penelitian itu menyebut seseorang yang berjalan cepat dapat mengurangi risiko gagal jantung dan stroke.

Namun para peneliti mengingatkan, kemampuan bertahan hidup seseorang tetap dipengaruhi oleh aktivitas fisik masing-masing.

"Berjalan dengan kecepatan rata-rata tujuh kilometer per jam dapat mengurangi risiko kematian dini seseorang namun hal itu bergantung pada tingkat kebugaran masing-masing orang," Stamatakis kembali menegaskan.

Studi ini pada akhirnya mengingatkan kita betapa besarnya manfaat latihan memompa jantung dengan pelbagai cara, salah satunya olahraga berjalan

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved