Kilas Balik
Benarkah Soeharto Melakukan 'Kudeta Bertahap' Saat G30S PKI? Inilah Penjelasan Versi Sukmawati
Putri Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri mengungkapkan bahwa Soeharto telah melakukan 'kudeta bertahap' melalui peristiwa G30S PKI
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
"Bahkan agaknya dia tidak paham dengan arti kata demisioner," tulis Sukmawati Soekarnoputri.
Menurut Subandrio, Letkol Untung pernah mengungkapkan kekecewaannya pada peristiwa 1 Oktober 1965 karena Mayjend Soeharto (Pangkostrad waktu itu) telah ingkar janji untuk membantu aksi kudeta awal dari G30S PKI.
Keblingernya pimpinan PKI dapat ditujukan pada Ketua Umum PKI Dipa Nusantara Aidit atau Ketua Biro Khusus, Syam.
Syam, menurut komentar dari beberapa penulis merupakan sosok misterius.
Dia yang tadinya dikenal sebagai informan Angkatan Darat tiba-tiba memposisikan sebagai Ketua biro khusus.
Supersemar yang dimandatkan kepada Letjen Soeharto, merupakan 'surat tes' kesetiaan dan kepatuhan Jenderalnya kepada Presiden.
Tanpa Supersemar Letjen Soeharto sudah didukung pemerintah Amerika Serikat untuk menggantikan Soekarno dengan ditodong oleh rudal armada VII.
Soekarno dianggap musuh no.1 bagi Amerika karena suka marah pada Amerika atas terjadinya perang Vietnam dan sangat menentang.
Amerika sangat benci itu karena Soekarno dianggap bersekutu dengan pimpinan Vietnam Ho Chi Minh.
Dengan segala kelihaian, mereka mengadakan kudeta di beberapa negara non blok.
Hingga sampai Indonesia (1965-1967) dengan sukses melaksanakan Neo Kolonialisme Imperialisme (Neokolim).
Terlepas dari segala pendapat itu semua, peristiwa G30S PKI memang masih menjadi kontroversi sampai saat ini.
Sejumlah tokoh lain juga menyatakan pendapatnya mengenai peristiwa itu, dan berbagai hal yang melatarbelakanginya.
Seorang politisi yang pernah menjadi anggota MPR RI, Pontjo Sutowo, pernah menyampaikan pendapat yang ia dengar dari Soeharto
Kisah itu disampaikan Pontjo dalam buku berjudul "Pak Harto, The Untold Stories".