Single Focus
Pop Up Marketer Tarik Perhatian Pengunjung lewat Dekorasi dan Selebriti
Tiap kali digelar, Pop Up Market selalu kebanjiran pengunjung, utamanya pada Sabtu dan Minggu.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Parmin
SURYA.co.id, SURABAYA - Pop Up Market tengah digandrungi masyarakat Surabaya. Hampir tiap akhir pekan mulai Jumat sampai Minggu, mal-mal di Surabaya menggelar bazaar bertema, diadakan event organizer yang berbeda, seperti Marketworld, Headquarters Market, Pazaar Market, Kepo Market, dan Basha Market.
Tiap kali digelar, Pop Up Market selalu kebanjiran pengunjung, utamanya pada Sabtu dan Minggu.
Pop Up Market 'Flip Flop' by Marketworld milik kakak-beradik William Lokman (19) dan Edbert Lokman (18) yang digelar 16-19 Agustus 2018 di Galaxy Mall Surabaya itu, dihadiri lebih dari 7000 pengunjung pada puncak acara,
Sedangkan Pop Up Market 'KITAMA' dari Headquarters Market yang diadakan 1-3 Juni 2018 di Tunjungan Plaza 3 Surabaya, berhasil menarik 8.500 pengunjung pada hari pertamanya.
Evelyn Natassya, co-founder Headquarters Market pada wawancara dengan Surya 1 Juni 2018 lalu, menyebut angka tersebut masih bisa berkembang.
Ia mematok target pengunjung pada Sabtu dan Minggu sebanyak 18.000.
"Biasanya sih bisa lebih dari itu," ujarnya.
Menurut Olivia Chahyadi dari Kepo Market yang bulan Juli kemarin menghelat bazaar 'Kepo Hero', alasan mengapa Pop Up Market bisa menarik hingga belasan ribu pengunjung adalah banyaknya produk maupun tenant bazaar, yang kebanyakan hanya bisa ditemui saat bazaar saja.
"Pop Up Market digemari masyarakat Surabaya karena di dalam Pop Up Market, pengunjung dapat menemukan banyak hal seperti baju, make up, terutama makanan yang banyak dari luar Surabaya, bahkan luar negeri," jelasnya, Jumat (14/9/2018).
Hal ini juga diakui oleh Gilian Yani (30).
Gilian yang menjalankan Pazaar Market bersama suaminya, Alexander Rizki (30) ini berawal dari seorang tenant bazaar yang telah mengikuti berbagai Pop Up Market, yang diadakan oleh bermacam-macam event organizer, selama dua tahun.
"Sebagai penyewa stan selama dua tahun di berbagai Pop Up Market, saya merasa omzet yang didapat lumayan, brand saya juga makin dikenal. Sampai-sampai sekali saja saya tidak ikut bazaar, orang mencari-cari," tuturnya ketika ditemui di Pop Up Market yang tengah ia adakan di Galaxy Mall, yakni 'Little Jungle', Jumat (14/9/2018).
Perempuan asal Ambon itu menyebut jarang ditemuinya stan-stan bazaar Pop Up Market di Surabaya menjadi faktor kuat kepopulerannya.
Yang biasanya menjadi incaran utama adalah makanan, karena pengusaha makanan yang ikut Pop Up Market biasanya tidak memiliki stan tetap, sehingga Pop Up Market merupakan penghasilan utama mereka.
Kedua adalah stan fashion.
Stan kategori ini menyedot perhatian karena hampir semuanya merupakan toko online, sehingga jika calon pembeli tertarik dengan barangnya dan ingin membeli namun butuh melihat wujud aslinya, bisa menemui tokonya hanya di Pop Up Market.
Padahal, Gilian menambahkan, harga sewa stan sebenarnya tak murah.
"Sewanya tidak murah tetapi rata-rata pada menjadikan ini pekerjaan utama. Mahal, tapi baliknya cepat karena harga jual juga lebih tinggi. Misalnya makanan, itu dijual rata-rata mulai Rp 30.000," ungkapnya.
Tiap Pop Up Market biasanya menyediakan 100-120 stan bazaar.
Ini juga berarti tanggung jawab event organizer lebih besar soal bagaimana melariskan dagangan tenant.
Andalan event organizer biasanya adalah dekorasi dan selebriti.
"Pop Up Market dibuat tematik karena tiap market punya hal berbeda, punya daya tarik tersendiri. Dekorasi sangat penting dong, karena dekorasi yang menarik pasti dapat pengunjung. Apalagi sekarang dengan adanya media sosial, jadinya pengunjung bisa foto di sana dan dimasukkan ke media sosial," terang Olivia.
Pop Up Market identik dengan tema-tema menarik, didukung dengan dekorasi dan photobooth unik.
Pada Pop Up Market 'Olympian Quest' milik Massive Organizer yang diadakan pada 3-5 Agustus 2018 kemarin misalnya, membuat bazaar yang menceritakan legenda dewa-dewi Olimpus.
Bazaar itu digelar karena Briandy Putra, pemilik Massive Organizer, merupakan pecinta serial film Percy Jackson.
Seluruh ruangan Convention Hall Galaxy Mall pun disulap menjadi tempat tinggal dewa-dewi Olimpus.
Pop Up Market 'Kepo Hero' dari Kepo Market juga menggunakan tema menarik, yakni superhero dari berbagai universe.
Olivia dan kawan-kawan sampai mendatangkan tangan Thanos, tokoh jahat dalam film 'Avengers: Infinitiy War', yang dibeli langsung dari Marvel Studio.
"Kalau pasang tema apa, berarti dekorasi real-nya juga harus all out. Biar diunggah di Instagram bagus. Kalau ada yang melihat di Instagram, orang akan penasaran dan datang ke Pop Up Market walau sekadar foto-foto," kata Gilian.
Penarik perhatian selanjutnya adalah selebriti.
Selebriti dihadirkan baik sebagai guest star, atau sebagai pemilik satu di antara stan Pop Up Market.
Penyanyi Ashanty menjadi satu di antara selebriti yang membuka stan brand 'Dapur Asix' miliknya di 'Little Jungle'.
Produk selebriti lainnya yang sering ditemui di Pop Up Market adalah SW Heart dan SOS Snack milik Sarwendah, Lamington milik Glenn Alinskie, Inul Food, dan juga Gill by Gisele Mini, sebuah brand pakaian anak-anak dari Gisella Anastasia.
"Tidak hanya artis, tapi seperti Beard Papa's itu kan mereka hanya ada di Bandara Juanda, mereka tidak selamanya ikut bazaar, mereka ikut kalau cocok dengan segmennya. Kalau artis, kami yang mengundang. Mungkin menguntungkan juga bagi mereka, kalau orang dagang dapat untung kenapa tidak," ujar Alexander Rizki.