6 Masalah Kesehatan yang Akan Dihadapi Pekerja Shift Malam, Hampir Seluruhnya Penyakit Serius
Peneliti menemukan hubungan antara pekerja shift malam dengan peningkatan risiko 6 masalah kesehatan, simak penjelasannya!
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Pekerja kantoran biasanya diwajibkan untuk bekerja dari pagi sampai sore.
Disamping itu, beberapa pekerjaan mungkin menuntut pekerjanya untuk memiliki jam kerja yang terbalik yaitu dari malam hingga pagi.
Contohnya saja dokter dan perawat jaga UGD, pilot dan pramugari, atau pramuniaga toko dan restoran 24 jam.
Bekerja shift malam artinya kamu harus mau dan bisa tetap terjaga sepanjang malam.
Selain itu, jadwal kerja shift juga sering dikaitkan dengan risiko masalah kesehatan yang serius.
Kerja shift malam tentu akan mengubah rutinitasmu.
Baca: Begini Nasib 5 Mantan Puteri Indonesia yang Sempat Tak Ada Kabarnya, Ada yang Kerja Industri Migas
Baca: Gisella Anastasi & Gading Marten Unggah Ucapan Ultah untuk Pengasuh Gempita, Sampai Dinyanyikan Juga
Yang seharusnya waktumu untuk beristirahat dan tidur, justru dipergunakan untuk bekerja dan bahkan makan.
Sebaliknya, di waktu saat tubuh seharusnya melakukan aktivitas penting seperti bergerak dan mencerna, kamu malah tidur.
Hal ini akan membuat jam biologis tubuh jadi berantakan.
Jam biologis bekerja mengikuti segala perubahan aktivitas fisik, mental, dan perilaku manusia dalam siklus 24 jam.
Jam biologis seseorang menentukan siklus tidur, produksi hormon, suhu tubuh, dan berbagai fungsi tubuh vital lainnya.
Semua perubahan jam biologis ini tentu ikut mengubah metabolisme tubuh.
Pada akhirnya, kerja shift malam dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Dilansir dari WebMD, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkapkan bahwa gangguan ritme jam biologis dapat mengganggu dua gen supresor tumor yang memicu perkembangan penyakit kronis, seperti kanker.
Peneliti telah menemukan hubungan antara pekerja shift malam dengan peningkatan risiko kondisi kesehatan yang serius.
1. Penyakit kardiovaskular
Sebuah studi ulasan dari berbagai penelitian menemukan bahwa risiko penyakit kardiovaskular pada pekerja shift malam tampak meningkat hingga 40 persen.
Risikonya akan semakin bertambah jika jam terbang kamu makin lama.
Risiko stroke meningkat setelah seseorang melakukan kerja shift selama 15 tahun.
Penelitian lain menemukan bahwa risiko stroke meningkat lima persen setiap 1 tahun tambahan dari bekerja shift.
Baca: Charger dari 6 Merek Ponsel Ini Rawan Dipalsu, Begini Cara Mudah untuk Membedakannya
2. Diabetes dan gangguan metabolik
Kerja shift malam menjadi faktor risiko dari diabetes.
Salah satu penelitian menemukan bahwa pekerja shift malam memiliki risiko 50 persen lebih tinggi mengalami diabetes daripada pekerja harian biasa (pagi hingga sore).
Risiko ini terjadi pada mereka yang bekerja shift selama 16 jam.
Kerja shift juga dihubungkan dengan ganguan metabolik, kombinasi masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas, dan kadar kolesterol tinggi.
Ini adalah faktor risiko untuk diabetes, serangan jantung, dan stroke.
Risiko gangguan metabolik tiga kali lebih berpotensi untuk diderita orang yang bekerja shift malam.
3. Obesitas
Ada beberapa kemungkinan alasan untuk hubungan antara obesitas dan kerja shift.
Diet yang buruk dan kurang olahraga mungkin menjadi penyebabnya. Keseimbangan hormon tampaknya juga mengambil peran.
Hormon leptin yang mengatur nafsu makan, sehingga membuat kamu merasa kenyang.
Karena kerja shift tampaknya menurunkan tingkat leptin, sehingga pekerja shift sering merasa lapar.
Akibatnya kamu akan makan lebih banyak daripada pekerja harian.
4. Depresi dan gangguan suasana hati
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa pekerja shift lebih cenderung mengalami gejala depresi dan gangguan suasana hati lainnya.
Bekerja shift juga dapat memengaruhi kimia otak secara langsung.
Satu penelitian melaporkan bahwa saat dibandingkan dengan pekerja harian, pekerja malam memiliki tingkat serotonin yang lebih rendah, zat kimia otak yang berperan dalam mengatur suasana hati.
5. Gangguan kesuburan dan kehamilan
Bekerja shift dapat mempengaruhi sistem reproduksi wanita.
Satu penelitian mengamati pramugari, yang biasanya bekerja dalam shift.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pramugari yang bekerja shift lebih mungkin mengalami keguguran dibandingkan dengan pramugari yang bekerja dalam waktu normal.
Bekerja shift tampaknya terkait dengan peningkatan risiko komplikasi selama persalinan, bayi prematur dan bayi lahir berat badan rendah, masalah kesuburan, endometriosis, menstruasi tidak teratur, dan menstruasi yang menyakitkan.
6. Kanker
Ada beberapa bukti, baik dari penelitian manusia dan hewan, bahwa kerja shift menimbulkan peningkatan risiko kanker.
Dua analisis data dari berbagai penelitian menemukan bahwa kerja malam meningkatkan risiko kanker payudara pada perempuan hingga 50 persen.
Shift kerja di pesawat terbang, seperti pilot dan pramugari, meningkatkan risiko hingga 70 persen.
Selain itu, kerja shift juga dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal dan prostat. S
ejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker naik hanya setelah bertahun-tahun bekerja dalam shift, mungkin selama 20 tahun.
Biasanya, orang yang bekerja shift juga sering melewatkan waktu makan, jadwal makan tidak teratur, dan makan makanan yang tidak sehat
Untuk mempertahankan pola makan sehat, berikut tips makan sehat bagi pekerja shift
1. Sediakan makanan sehat di rumah
Sediakan selalu makanan sehat, seperti berbagai sayuran dan buah-buahan di dapurmu.
Sehingga ketika kamu lapar, pilihanmu hanya tertuju pada makanan sehat tersebut.
Jika kamu mengantuk dan lapar pada malam hari, kamu bisa makan buah-buahan yang lebih sehat dibandingkan makan makanan instan.
2. Siapkan makanan sebelum kamu bekerja shift
Hal ini bertujuan agar ketika kamu pulang dan merasa lapar, kamu dapat mengonsumsi makanan tersebut.
Ketika pulang, kamu mungkin sudah merasa lelah dan malas untuk memasak makanan.
Dengan adanya makanan yang sudah dimasak sebelumnya, kamu hanya tinggal menghangatkannya saja beberapa menit dan langsung dapat kamu nikmati.
3. Makanlah sebelum kamu bekerja
Kerja dalam keadaan perut yang sudah kenyang akan membuat kamu lebih fokus bekerja.
Selain itu, jika kamu masuk shift malam dan makan besar pada malam hari dapat menyebabkan perut bergas, heartburn, dan konstipasi atau sembelit.
Makan malam juga bisa menyebabkanmu mengantuk dan lesu sehingga dapat mengganggu pekerjaan.
4. Bawa bekal makanan dari rumah
Makanan dari rumah tentu lebih sehat dibandingkan membeli makanan di luar tempat kerja.
Selain lebih sehat, juga dapat membantumu berhemat.
Selain membawa bekal untuk makan besar, bawalah juga camilan sehat untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu kamu lapar.
Jajan jajanan tidak sehat, seperti gorengan atau makanan ringan, hanya akan menambah kalori dan lemak.
Kamu dapat membawa camilan sehat, seperti buah, puding, roti, dan lainnya sebagai pengganti makanan jajanan.
5. Luangkan waktu untuk makan
Jangan terburu-buru ketika makan atau makan sambil mengerjakan tugas.
Nikmati makananmu sehingga tubuh benar-benar merasa kenyang.
6. Makan camilan sehat sebelum tidur
Terkadang kamu merasa sulit tidur ketika lapar atau terlalu kenyang.
Jika kamu merasa lapar sebelum tidur, sebaiknya makan makanan kecil, seperti buah-buahan, minum susu atau jus.
Jangan terlalu banyak makan mendekati jam tidur.
7. Kurangi makan makanan berlemak, digoreng, atau makanan pedas
Makanan ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan karena makanan tersebut sulit dicerna tubuh.
Terlalu banyak makan makanan berlemak juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
8. Kurangi juga makanan dan minuman manis
Kamu mungkin merasa langsung berenergi ketika makan makanan atau minum minuman manis, seperti donat atau minuman teh dalam kemasan.
Namun, rasa ini tidak bertahan dalam waktu lama dan kemudian akan merasa lapar lagi.
9. Banyak minum
Hal ini bertujuan untuk mencegah dehidrasi sehingga kamu tetap fokus dan tidak merasa lelah selama bekerja.
Bawa botol air minum di dekatmu sehingga kamu bisa langsung minum ketika merasa haus.
10. Perhatikan asupan kafein
Minum minuman berkafein, seperti kopi dan teh membuat kamu tetap fokus.
Tetapi, jangan mengonsumsinya berlebihan, yaitu lebih dari 400 mg kafein per hari, setara dengan 4 cangkir kecil kopi biasa.
Kafein dapat berada dalam tubuhmu selama 8 jam dan hal ini dapat mengganggu tidur.
Sebaiknya jangan minum minuman yang mengandung kafein mendekati waktu tidurmu (4 jam sebelum tidur).
11. Hindari minuman beralkohol
Hindari minuman beralkohol sebelum atau setelah bekerja.
Minuman beralkohol mungkin membuatmu merasa lebih rileks, tetapi juga membuat tidurmu terganggu.
Selain itu, juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan.