Media Sosial
Kisah di Balik Video Viral Pernikahan Diobrak-abrik Sang Mantan, Orangtua Mempelai Pria Beberkan Ini
Kisah di balik video viral 'Pernikahan Diobrak-abrik Sang Mantan', orangtua pengantin pria di Bumiaji Batu beberkan fakta ini.
Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | BATU - Jagad dunia maya sempat dihebohkan video berjudul "Pesta Pernikahan Di Obrak Abrik Oleh Sang Mantan" di akun Facebook milik Eris Riswandi.
Dalam video itu, dijelaskan, pesta pernikahan pasangan Fakhruddin Hamzah dan Mira yang dilaksanakan di Dusun Durek No 31 RT 6 RW II Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Kamis (30/8/2018) itu ricuh.
Kericuhan karena sang mantan dari salah seorang mempelai tidak terima dengan pernikahan tersebut.
Dalam tiga video yang berdurasi 40 detik, 1 menit 17 detik, dan 50 detik tersebut terekam jika beberapa orang berkelahi dan saling lempar kursi.
Para tamu undangan, khususnya perempuan teriak histeris.
Bahkan yang lebih mencengangkan lagi video yang dibagikan di beranda Facebook itu dibagikan sebanyak 17.595 kali hanya dalam waktu dua jam sampai pukul 16.52 WIB Sabtu (1/9/2018).
Berbagai komentar juga muncul secara terus menerus menanggapi postingan tersebut.
Ada keterangan di video yang menyebutkan 'Kejadian nya di Bumiaji, Batu, Malang.
Katanya pengantinnya sampai pingsan melihat pesta pernikahan nya di obrak-abrik sang mantan pacar yang datang membawa teman-temannya bertampang 'preman'.
Kamudian dilanjutlan dengan tulisan 'Yang lebih memprihatinkan lagi, itu kan panggung dan kursi punya orang, barang sewaan semua, kalau rusak pihak pengantin harus ganti. Kasihan', tulis keterangan dalam akun itu.
Saat dicek ke lokasi oleh sejumlah wartawan, apa yang disebarkan Eris Riswandi ternyata tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
Hal itu ditegaskan oleh pasangan suami istri Nuhadi (48) dan Rukayah (37) selaku pemilik rumah.

"Memang benar ada keributan saat pernikahan anak laki-laki saya. Yakni Fachrudin Hamzah dengan istrinya Amira Adelia asal warga Bugis, Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Kejadian tersebut berlangsung, Kamis (3/8/2018)," ujar Nuhadi, Sabtu (1/9/2018).
Ia menjelaskan, kejadian itu berlangsung sekitar satu jam mulai sekitar pukul 22.30 WIB.
Saat itu teman anaknya yang bernama Bayu dan Pram datang merayakan pernikahan tersebut.
Namun saat mereka berdua jalan bersama tidak sengaja terperosok dari tangga.
Jika melihat lokasi rumah dan tempat pernikahan memang berada di bawah jalan raya sekitar 3 meter.
"Saat itulah mereka berdua jatuh dan malah tertawa lepas. Tapi salah satu temannya yang berada jauh dari tempat mereka jatuh mengira jika keduanya jatuh karena didorong oleh tamu undangan," bebernya.

Salah satu teman yang mengira kalau dua rekannya itu jatuh karena didorong langsung melempar air meneral kepada orang yang ada di dekat temannya terjatuh.
Tak tinggal diam, orang yang dilempar tersebut membalas sehingga memicu terjadi keributan.
"Jadi tidak benar kalau keributan terjadi karena mantan pacar yang tidak terima. Itu salah besar. Tapi memang benar jika video yang disebar itu memang terjadi di pernikahan anak saya," imbuhnya.
Kericuhan sempat membuat para tamu-tamu berhamburan dan teriak histeris.
Situasi itu membuat pengantin laki-laki kaget dan pingsan di tempat.
"Karena melihat kondisi yang kacau, itu mungkin anak saya pingsan. Saat terbangun, Hamzah kemudian tidak sadarkan diri seperti kerasukan. Yang akhirnya membuatnya teriak-teriak. Saat terjadi kerasukan itulah suasana di dalam rumah semakin histeris dan ketakutan," tegasnya.
Setelah sekitar satu jam berlalu usai Hamzah sadarkan diri, akhirnya kekacauan tersebut dapat diselesaikan secar kekeluargaan.
Peristiwa itu tidak sampai ada laporan ke pihak kepolisian seperti yang dijelaskan dalam postingan facebook milik Eris Riswandi.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Batu, Anton Widodo juga membenarkan peristiwa tersebut.
Namun tidak ada laporan dari pihak yang menjadi korban.
Bahkan ditegaskannya tidak ada korban dari kericuhan pesta pernikahan tersebut.
"Kami juga baru tahu hari ini, saya sudah kirim petugas ke lokasi kejadian dan memang kericuhan karena salah paham. Jika benar karena disengaja pasti pihak keluarga yang menjadi korban sudah melaporkannya ke Polsek Bumiaji terlebih dahulu," pungkasnya.