Berita Rilis
Wapres Jenderal TNI (Pur) Try Sutrisno Jadi Warga Kehormatan Korps Brimob
Wapres Keenam RI Jenderal TNI (Pur) Try Sutrisno diangkat sebagai warga kehormatan Korps Brimob di Monumen Perjuangan Polri, Surabaya.
Penulis: Tri Mulyono | Editor: Parmin
SURYA.co.id | JAKARTA - Wapres Keenam RI Jenderal TNI (Pur) Try Sutrisno diangkat sebagai warga kehormatan Korps Brigadir Mobil (Brimob) yang dilaksanakan di Monumen Perjuangan Polri, Surabaya, Senin (20/8/2018).
Try Sutrisno dianggap mengetahui perjalanan sejarah Polisi Istimewa karena kesaksiannya atas sejarah pembentukan Kepolisian Republik Indonesia dan keterlibatan Polisi Istimewa dalam Perang 10 November 1945 dengan tokoh sentralnya M. Jasin, yang pada waktu itu berpangkat Inspektur Polisi Tingkat Satu (IPTU).
Kesaksian itu tertuang dalam hasil wawancara antara Try Sutrisno dan Komjen Pol Arif Wachjunadi, mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI , yang karir polisinya di Brimob .
Hasil wawancara pada 3 Juni 2016 itu menegaskan kembali bahwa “Eksistensi M. Jasin 10 November 1945 Jelas ada dan Pasukan M. Jasin Paling Lengkap Persenjataannya”.
Cerita sejarah dari Wapres RI Keenam itu didokuemntasikan setahun setelah M. Jasin dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2015.
Demikian diungkapkan Komjen Pol (Pur) Arif Wachjunadi yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) PPSA XXI dan didampingi alumnus IKAL Lemhannas PPSA XXI, AM Putut Prabantoro dan Thomas Yusman di Jakarta, Minggu (19/8/2018).
Putra Try Sutrisno, Taufik Dwi Cahyono, juga alumnus Lemhannas PPSA XXI.
Peran nyata Try Sutrisno dengan Brimob terjadi ketika jenderal bintang empat itu pada 2 Oktober 1988 meresmikan Monumen Perjuangan Polri di Jalan Raya Darmo Surabaya dan sekaligus menandatangani prasasti Proklamasi (Seruan) Tokubetsu Kei Satsutai atau Pasukan Polisi Istimewa oleh M. Jasin yang menyatakan menggabungkan diri dengan pemerintah Indonesia yang telah meyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Pada saat itu, dalam penandatanganan itu Try Sutrisno sebagai Panglima ABRI.
Pada prasasti itu tertulis ucapan M. Jasin pada 21 Agustus 1945 yang menyatakan, “Untuk Bersatu Dengan Rakyat Indonesia, Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Dengan Ini Saya Nyatakan Polisi Istimewa Adalah Polisi Republik Indonesia”.
Tokubetsu Kei Satsutai atau Pasukan Polisi Istimewa inilah yang kelak dikenal dengan nama Brimob.
Proklamasi berupa penegasan bergabung dengan pemerintah Indonesia ini terjadi Markas Polisi Istimewa yang sekarang menjadi sekolah Saint Louis, Surabaya.
Oleh karena itu, jalan di mana sekolah Saint Louis terletak diabadikan dengan nama Jalan Polisi Istimewa, Surabaya.
Arif Wachjunadi menjelaskan bahwa berdasarkan catatan sejarah, tanggal 21 Agustus 1945 mempunyai arti penting karena merupakan hari di mana Polisi Istimewa dinyatakan sebagai Polisi Republik Indonesia (Polri).
“Ada salah kaprah di mana orang menganggap tanggal 1 Juli sebagai hari lahir Polri. Kesalahan terletak bahwa tanggal 1 Juli 1946 merupakan hari di mana dikeluarkannya SK yang menyatakan bahwa Polri tidak lagi berada di bawah Kementerian Dalam Negeri tetapi langsung di bawah Perdana Menteri,” ujar Arif Wachjunadi, yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKAL) Lemhannas RI PPSA XXI.