3 Keistimewaan Jokowi sehingga Lawan Sulit Menemukan Kelemahannya, ini Kata Mahfud MD
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki tiga keistimewaan di mata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Mahfud MD.
"Sampai sekarang saya bersama Pak Jokowi. Pak Jokowi itu punya dua fungsi. Satu dalam fungsi kenegaraan, dia presiden. (Dua) dalam politiknya, dia calon presiden," ujar Mahfud MD.
"Saya sama Pak Jokowi, sekurang-kurangnya ini saya di kenegaraan, di BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila)," imbuh dia.
Akhirnya ia pun menjelaskan mengapa dirinya sering menolak jabatan ketika dihujani tawaran dari tim Jokowi.
"Ada orang mengatakan Pak Mahfud itu selepas dari Prabowo terbuang'. Ndak juga. Saya ditawari jabatan menteri sejak awal, di dalam kabinet ini (Jokowi)," ujar Mahfud MD.
Sejak tahun 2015 lalu, ia mengaku sudah mendapat tawaran dari Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Tepatnya pada saat bulan Mei tahun 2018. Saya diberi tahu Pak Luhut, 'Pak Mahfud, pemerintah perlu bantuan untuk Menkopolhukam' (saya bilang) 'kenapa Pak? Kan ada Pak Tejo?' (dia bilang) 'mau ada reshuffle'," jarnya menirukan percakapannya dengan Luhut.
"(Luhut bilang) 'calonnya ada dua sekarang. Satu, Jenderal Fachrurrozy, dua Pak Mahfud MD. Ini Pak Jokowi sangat menghargai profesionalitas Pak Mahfud di sini. Pak Mahfud mau nggak ke sana?'," tanya Luhut kepada Mahfud saat itu.
Tak dipungkiri, ia senang mendapat tawaran tersebut.
Namun, lanjutnya, dengan etika politik yang dipegangnya, ia tak mau masuk begitu saja di kabinet Jokowi.
"(Saya bilang) waduh, senang sekali saya ditawari jabatan itu. Tapi pak, saya kan punya etika politik. Tahun 2014 saya mendukung Prabowo. Masa saya mau masuk kabinetnya Pak Jokowi? Kan nanti saya diketawai orang," ujarnya menirukan ucapannya ke Luhut.
Lebih lanjut, ia merasa tidak enak lantaran tidak ikut menjadi tim yang 'berkeringat' pada saat Jokowi menjadi capres pada tahun 2014 lalu.
"Dan yang 'berkeringat' untuk Pak Jokowi kan banyak. Tapi saya kalau mau diangkat ya oke. Cuma ingat, banyak loh yang ingin jadi Menko itu, saya bilang," ucapnya.

Tawaran tak berhenti sampai di situ. Pada saat acara pernikahan anak Jokowi, Luhut dan Mahfud bertemu dan membicarakannya kembali.
Bahkan pada saat itu, Jokowi sudah mau menerima Mahfud MD masuk ke kabinetnya.
"Waktu Pak Jokowi mantu, Pak Luhut isyarat, 'Pak Mahfud, pemerintah menghargai Anda, Pak Jokowi juga menyenangi Anda. Masuk ke kabinet'. Dia sudah begini (simbol oke)," ujarnya menirukan ucapan Luhut.