Berita Tulungagung

Tradisi Ulur-ulur di Telaga Buret Tulungagung, Dibanjiri Pengunjung Namun Sepi dari Pejabat

Warga Desa Sawo, Ngentrong, Gamping dan Gedangan kembali menggelar tradisi ulur-ulur di Telaga Buret

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya/david yohannes
Tradisi ulur-ulur di Telaga Buret, Desa Sawo Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jumat (20/7/2018). 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Warga Desa Sawo, Ngentrong, Gamping dan Gedangan kembali menggelar tradisi ulur-ulur di Telaga Buret, Desa Sawo Kecamatan Campurdarat, Jumat (20/7/2018).

Ratusan warga menghadiri tradisi yang digelar satu tahun sekali ini.

Ulur-ulur merupakan upacara ucapan syukur atas keberadaan Telaga Buret, yang mengaliri area persawahan di empat desa itu.

Namun ada yang berbeda dalam pelaksanaan ulur-ulur kali ini.

Meski dibanjiri warga yang penuh antusias, namun upacara adat kali ini sepi dari kehadiran pejabat.

Padahal biasanya ulur-ulur selalu dihadiri para pejabat Pemkab Tulungagung, serta pimpinan DPRD Tulungagung.

Ketua Pokdarwis Telaga Buret, Karsi Nerro Soethamrin mengatakan, sebenarnya undangan sudah disebar seperti biasanya.

Saat ditanya ketidakhadiran para pejabat dan anggota DPRD, Karsi hanya tertawa.

"Sudah biasa, Pilkada sudah selesai makanya sepi," ucapnya.

Karsi yakin, tahun ulur-ulur tahun 2019 mendatang akan ramai pejabat dan anggota DPRD.

Sebab tahun 2019 adalah tahun politik, tahun pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif dilaksanakan.

"Kita lihat tahun depan, pasti jauh lebih ramai," ujar Karsi.

Keberadaan Telaga Buret menjadi berkah bagi empat desa di sekitarnya.

Sebab telaga yang terjaga kelestariannya ini mengalirkan air ke area persawahan empat desa tersebut.

Bahkan air tetap melimpah meski memasuki musim kemarau.

Dalam ulur-ulur, warga mengucap syukur karena hasil panen mereka terjaga berkat Telaga Buret.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved