Ramadan 1439 H

Cafe Loeminto, Pas di Kantong, Jujugan Remaja dan Mahasiswa karena Unik dan Nyaman

Cafe Loeminto di Jalan Tata Surya 2, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang menjadi jujukan anak muda untuk berbuka puasa.

Penulis: Alfi Syahri Ramadan | Editor: Parmin
surya/alfi syahri ramadan
Suasan Cafe Loeminto menjelang buka puasa. 

SURYA.co.id | MALANG – Cafe Loeminto menjadi jujukan anak muda untuk berbuka puasa. Apalagi kalangan mahasiswa, mereka kerap memesan tempat di Cafe Loemintoe yang terletak di Jalan Tata Surya 2, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang.

Bukan tanpa sebab, Cafe Loeminto dipilih karena keunikan tempatnya. Begitu berada di Cafe Loemintoe, pengunjung akan merasakan nuansa kental Tiongkok. Kafe ini dikelola seorang peranakan Tiongkok dan Jawa. Tak heran kalau nuansa Tiongkok begitu terasa.

Sebuah gerbang masuk terbuat dari kayu berukiran khas Jawa. Ada dua patung singa di sisi kiri dan kanan menghiasi pintu gerbang tersebut.

Kesan budaya Tionghoa semakin terasa oleh warna merah dan aksara Tiongkok terpampang di pintu.

Anita Dyani, pemilik sekaligus pengelola kafe mengatakan, tamu yang berkunjung ke tempatnya selama Ramadan didominasi mahasiswa.

Mahasiswa banyak memesan tempat karena menilai Cafe Loemintoe adalah tempat nyaman.

Hal ini tak dipungkiri begitu masuk ke dalam kafe akan terdengar suara air mengalir di dekat aliran Kali Brantas.

Di dalam ruangan, terdapat banyak ornamen kuno. Mulai dari foto kuno, kursi dan meja kuno, lukisan kuno, bahkan hiasan peralatan dapur  kuno.

 “Memang banyak mahasiswa, selain itu keluarga dan karyawan kantoran,” ujar Anita, Sabtu (9/6/2018).

Menu yang disajikan adalah spesial Ramadan. Ada Paket Tempo Doeloe dan Kekinian yang dibanderol mulai Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu. Menu itu bisa dimakan ramai-ramai bersama teman atau orang yang tersayang.

 “Menunya ayam geprek dan ayam fillet. Di sini banyak mahasiswa yang datang karena suasana dan harga sesuai kantong mahasiswa,” ujarnya.

Hardiyanto, seorang mahasiswa yang datang bersama teman-temannya mengatakan, sengaja memilih Loeminto karena jauh dari kebisingan. Selain itu, suasana di dalam kafe disebutnya sangat romantis.

“Mengingatkan saya tentang film-film Tionghoa yang pernah saya tonton saat kecil,” ujarnya.

Saat ditanya terkait menu yang ia pilih, Hardiyanto justru menjelaskan kalau ia tidak begitu terlalu mementingkan menu. Ia hanya mencari tempat nongkrong yang pas untuk ngabuburit.

“Kalau menu tidak terlalu begitu kami perhitungkan, yang penting, ngabuburit itu nyaman dan gak ribet. Di sini tempatnya,” tegasnya.

Di dalam kafe, terdapat ratusan koleksi barang kuno. Foto hitam-putih serta selebaran dalam bahasa Indonesia kuno juga turut menghiasi dinding kafe termasuk jajaran foto hitam putih Soekarno bersama para tokoh dunia. Tidak heran, kafe ini begitu sangat retro.

Ia sendiri sudah berulang kali datang ke Cafe Loemintoe. Namun saat Ramadan ini, ia sering datang bersama rekan-rekannya.

Selama Ramadan, kafe ini buka mulai pukul 16.00 wib hingga 24.00 WIB.

Seperti hari-hari biasa, kafe tutup setiap Senin. Namun, pada Ramadan kali ini, kafe akan libur mulai tanggal 12 hingga 18 Juni 2018. Baru buka kembali pada 19 Juni 2018. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved