Ramadan 1439 H
Buka Puasa Berpayung Senja Berselimut Awan di Lesehan Singasana Tanjung Bumi Bangkalan
"Pemandangan alam di sini memang bagus. Apalagi ketika sore, pas suasananya untuk ngabuburit," ungkap Islamiyah.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Parmin
SURYA.co.id | BANGKALAN - Berbuka puasa selalu spesial bagi umat muslim di Bulan Ramadhan. Terlebih ketika dilewati bersama keluarga dan para sahabat di alam terbuka. Seperti halnya di pesisir laut Desa Bumi Anyar Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan.
Cahaya jingga perlahan menelusup di antara celah awan di ufuk barat wilayah paling ujung pantai utara Kabupaten Bangkalan. Biasnya menegaskan senja selalu nampak anggun.
"Pemandangan alam di sini memang bagus. Apalagi ketika sore, pas suasananya untuk ngabuburit," ungkap Islamiyah kepada Surya.co.id di Lesehan Singgasana, Sabtu (2/6/2016).
Bidan di Puskesmas Tanjung Bumi itu menggelar reuni sambil buka bersama alumni SMAN Tanjung Bumi lulusan 2009. Mereka asyik konkow hingga menjelang waktu Isya'.
Islamiyah menjelaskan, memilih lokasi ngabuburit di Lesehan Singgasana itu diputuskan berdasarkan hasil kesepatan bersama.
"Ada beberapa lokasi ngabuburit di sekitar sini. Namun tidak tersedia makanan khas sari laut seperti ini," tandasnya.
Panorama senja memang menjadi ikon Lesehan Singgasana. Bangunan dibuat menjorok sejauh 20 meter dari bibir pantai. Nuansa semakin terasa alami lantaran tiang pondasi, geladak, serta atap bangunan semua berbahan kayu dan genteng.
Ngabuburit di bawah anggunnya panorama senja sambil menyantap ragam menu khas masakan sari laut memang terasa beda. Gemericik ombak semilir sesekali terdengar dari bawah meja makan ketika air laut pasang.
Ikan kakap bakar, cumi, kepiting, hingga udang dengan balutan bumbu khas Madura seolah menuntun lidah menggali cita rasa masakan pesisir.
Selain itu, tersedia pula bebek goreng, ayam goreng, dan sate Madura. Agar pengungjung betah, disediakan pula kopi dan aneka jus buah. Di bulan Ramadhan, lesehan buka sore hingga pukul 23.00.
Pengunjung lainnya, Pita Kusuma (32), warga Kupang Gunung Surabaya mengaku rela menempuh perjalanan selama hampir 3 jam menuju Desa Bumi Anyar Kecamatan Tanjung Bumi.
"Setahun ini saya mendengar rumah makan di pesisir laut. Baru sekarang bisa berkunjung," ungkap Alumnus STIESIA surabaya itu.
Ibu dengan dua anak itu ternyata hadir tanpa reserved sebelumnya. Sehingga, ia bersama keluarga tidak kebagian meja. Sore itu, semua meja telah terisi.
Kendati demikian, Kusuma tidak menghiraukan. Ia menunggu waktu berbuka puasa dengan memandangi laut dan keanggunan senja.
Menurutnya, daya tarik berkunjung ke Lesehan Singgasana tak lain untuk menikmati matahari terbenam. Selama ini, ia hanya melihat di media sosial.
"Ternyata senja lebih indah jika dilihat langsung. Terpenting lagi, sate Madura masih ada meski tidak kebagian meja," tuturnya sambil tertawa lepas.
Pemilik Lesehan Singgasana Muh Sahri mengatakan, pengunjung mulai berdatangan secara berkelompok ketika memasuki pekan kedua di Bulan Ramadan
"Mereka sudah reservasi menjelang atau di awal Puasa. Selepas hari kesepuluh Ramadan, sudah penuh hingga beberapa menjelang lebaran," katanya.
Sahri menjelaskan, sengaja mendirikan warungnya dengan konsep panorama pantai dan senja lantaran dirinya merupakan pengagum keindahan alam.
"Sebelumnya saya sering duduk di tepi laut ini di kala sore. Di situlah muncul ide untuk membuat warung pada tahun 2017," jelasnya.
Suguhan panorama senja, semilir angin pesisir, dan gemericik ombak ternyata menarik banyak pengunjung. Bahkan beberapa kontestan Pilkada Bangkalan dan Pilgub Jatim menyempatkan mampir usai menggelar safari politik.
"Bupati Momon (RK Moh Makmun Ibnu Fuad) saat menjabat pernah datang. Di luar Ramadan, ramainya Sabtu dan Minggu. Bahkan sampai pukul 11 malam," pungkasnya.
Lesahan Singgasana berlokasi di pinggir jalur pantura Bangkalan. Jarak tempuh dari Jembatan Suramadu memakan waktu sekitar 1,5 jam.