Berita Blitar

Remaja 16 tahun yang Gantung Diri di Blitar Dimakamkan, Sang Ibunda Sempat Singgung 'Zonasi'

Remaja 16 tahun yang gantung diri di Blitar itu dimakamkan, duka sang ibunda sempat singgung masalah 'zonasi'

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Titis Jati Permata
surya/samsul hadi
Sejumlah orang memasukkan jenazah EPA yang sudah disimpan di dalam peti warna putih ke liang lahat, Jumat (1/6/2018). 

Dia sering mewakili sekolah ikut olimpiade.

Nilai ujian nasional EPA juga tinggi yakni 359,0 atau nilai rata-ratanya hampir 90.

Teman sekolah EPA juga ramai membicarakan penyebab korban bunuh diri karena khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA favorit di Kota Blitar karena terbentur sistem zonasi.

Seperti dikatakan Wulan, siswa satu kelas EPA di SMPN 1 Kota Blitar.
Menurutnya, EPA memang ingin melanjutkan di SMAN 1 Kota Blitar.

Tetapi, dengan sistem zonasi, dia khawatir peluang masuk di SMAN 1 Kota Blitar kecil.

Sistem zonasi ini memprioritaskan siswa domisili Kota Blitar.

Kuota siswa luar kota hanya 10 persen.

Sedangkan EPA, domisilinya di Srengat, Kabupaten Blitar.

"Saingannya berat, karena anak-anak kabupaten nilai ujian nasionalnya juga tinggi-tinggi. Selama ini anak SMPN 1 yang nilainya bagus tapi domisili kabupaten jarang diterima di SMAN 1," kata Wulan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved