Citizen Reporter

Nikmati Nasi Jagung di Tanjakan Sendi

Jika mesin panas, matikan dan segera beristirahat karena jalur Mojokerto-Batu cukup mendebarkan. Nikmati dulu paket nasi jagung di daerah Sendi.

Editor: Endah Imawati
Nikmati Nasi Jagung di Tanjakan Sendi
ist

Sendi merupakan daerah yang berada di jalur penghubung antara Kabupaten Mojokerto dengan Kota Batu. Wilayahnya berada di lereng Welirang.

Ketika melewati rute Mojokerto-Batu tak lengkap rasanya jika tidak mampir ke warung-warung yang berjejer rapi di Sendi. Warung-warung sederhana itu memiliki keunikan tersendiri.

Karena letaknya yang berada di lereng gunung menjadikan tanjakan dan turunan jalanan menjadi sensasi tersendiri ketika berkendara melewati jalur pengubung Mojokerto-Batu itu.

Sendi menjadi tujuan ketika rasa bosan datang saat berkendara ataupun istirahat karena mesin motor atau mobil terasa panas. Kendaraan harus prima. Maklum, itu karena medan jalur tersebut berada di lereng gunung.

Meskipun berada di jalur lereng gunung, banyak penggemar nasi jagung Sendi yang datang dari berbagai daerah. Sendi menjadi salah satu tujuan warga Mojokerto ketika akan berlibur ke Pacet ataupun akan berkendara ke Batu atau Malang

Kelezatan wisata kuliner warung Sendi patut dicoba. Nasi jagungnya yang sederhana dengan lauk ikan goreng dan sayur pedas menjadi perpaduan nikmat. Ditambah dengan cuaca sejuk dan pemandangan menarik, makan pun menjadi lebih menyenangkan.

Tak lengkap rasanya ketika ke Pacet tanpa mampir ke Sendi. Warung-warung yang berjejer di sepanjang jalan semua menyajikan nasi jagung. Nasi jagungnya selalu hangat.

Ketika pengunjung memesan, baru mereka akan menyiapkan. Jadi, pengunjung harus menunggu agak lama karena memang bahan-bahannya langsung diolah.

Harganya bervariasi mulai dari Rp 10 ribu, bergantung pilihan lauk yang menjadi pendamping nasi jagung. Ada telur dadar, ikan asin, tempe, tahu, dan sebagainya. Kalau datang berombongan, bisa memesan langsung 1 wakul. Jangan lupa, lengkapi dengan lalapan, sayur pakis, atau sayur terong. Tambahkan sambal terasi.

Mengunjungi Sendi bisa kapan saja. Tidak ada batasan jam untuk berkunjung. Para pedagang di kawasan Sendi kebanyakan menjadikan warung mereka sebagai tempat tinggal juga. Jam buka warung mereka pun tak menentu, terkadang pagi bagi mereka yang sudah siap menjajakan nasi jagung.

Batasan tutup juga tidak ada. Mereka rela menemani para pengunjung ketika menjelang malam bahkan sampai malam hari. Ketika malam datang, para pedagang Sendi berkumpul dan bercengkerama ditemani api unggun yang mereka buat guna menghangatkan badan.

Restu Agus Baysa
Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Malang

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved