Berita Pendidikan Surabaya
SMP Negeri di Surabaya Diduga Curi Soal UNBK, Sebagian Komputer Diakses Teknisi lalu Disebar ke Luar
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari terakhir di sebuah sekolah negeri di Surabaya tidak berjalan lancar.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari terakhir di sebuah sekolah negeri di Surabaya tidak berjalan lancar.
Akibatnya sekolah tersebut dilaporkan ke Polrestabes Surabaya oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya.
Sekolah negeri tersebut diduga melakukan pencurian soal ujian UNBK mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
M Iksan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya menuturkan kecurigaan tersebut bermula saat Dindik mengetahui anak-anak yang seharusnya ikut ujian di sesi 1 pindah ke sesi 3.
"Jadi memang di sekolah kami selama beberapa hari ini mengikuti prosedur ujian, ada satu sekolah yang memperlihatkan kejanggalan. Mestinya anak-anak itu ikut di sesi awal, sesi 1 tapi kemudian dipindah ke sesi 3," kata M Iksan, saat ditemui Surya.co.id saat memberikan keterangan bersama Wali Kota Surabaya dan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, di ruang kerja Wali Kota, Kamis (26/4/2017).
Iksan menambahkan pagi tadi pihaknya melakukan monitoring ke sekolah, kemudian ditemukan ada kejanggalan dalam pelaksanaan UNBK.
Karena kejangggan tersebut pihak Dindik melakukan pengamanan pada yang dicurigai sebagai alat pencurian soal ujian.
Di antaranya komputer yang digunakan maupun ponsel dari petugas teknisi yang ada di sekolah.
"Di satu sekolah itu misal ada tiga kelas, tapi mereka menghubungkan komputer di satu kelas itu," kata Iksan menemui kejanggalan lainnya.
Iksan melanjutkan di sekolah tersebut ada satu kelas berisi 30-an komputer, tapi 5 komputer diakses oleh teknisi.
"Jadi soal ujian yang keluar diakses di komputer punya teknisi, kemudian soal itu difoto sama teknisinya, setelah itu soal disampaikan kepada pihak ketiga atau orang luar yang mengerjakan soal tersebut," tambah Iksan.
Atas kejanggan tersebut, Dindik melakukan pengamanan terhadap alat yang dipakai sekolah.
"Kami laporkan ke kepolisian, sehingga kemudian proses berikutnya nanti kami arahkan dan koordinasikan dengan Polrestabes Surabaya," katanya.
Tunggu Penyelidikan Polisi
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mengundang awak media ke ruang kerjanya berikut Kepala Dindik dan Kapolrestabes Surabaya, agar informasi yang didapat tidak ngawur dan simpang siur. Meski hal ini belum diketahui jelas tindakan pencurian atau kriminal lainnya.
"Sementara ini dulu yang bisa disampaikan, kita khawatir justru informasi yang teman-teman dapat dari luar berbeda dan salah, untuk itu di sini kami sampaikan," ujar Risma.
Risma mengaku bahwa komputer yang digunakan di sekolah tersebut hanya beberapa komputer tertentu, tidak semua komputer.
Selain itu Risma meyakini jika soal yang bisa keluar ke pihak ketiga belum tentu benar, karena teknologi UNBK bersifat acak.
"Makanya kita nggak bisa ngomong ini kebocoran, kita lihat penyeledikan polisi seperti apa. Kalau polisi bilang ini pelanggaran ya pasti ada sanksi ke pihak sekolah," tegas Risma.
Sedang Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan meminta waktu untuk proses penyelidikan.
"Belum ada yang diamankan oleh pihak kepolisian, tadi kan baru konsultasi dari temuan Dinas Pendidikan, belum ada laporan secara resmi. Kalau sudah, rencananya malam ini kita lakukan," tutupnya.