Berita Banyuwangi

Durian Merah dan BEC Banyuwangi Jadi Seri Perangko

Perangko tak ubahnya duta negara yang bisa menjelaskan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia melalui sebuah gambar.

Penulis: Haorrahman | Editor: Titis Jati Permata
surya/haorrahman
Direktur Pos Kementerian Komunikasi dan Informasi, Ikhsan Baidirus, menyerahkan perangko pada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dalam pembukaan Lokakarya Filateli Nasional, di Hotel El Royal Banyuwangi, Kamis (26/4/2018) 

SURYA.co.id | BANYUWANGI - Dua ikon Banyuwangi, durian merah dan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), dijadikan seri perangko oleh pemerintah Indonesia.

Durian merah menjadi perangko seri buah nusantara, sedangkan BEC menjadi seri karnaval.

Direktur Pos Kementerian Komunikasi dan Informasi, Ikhsan Baidirus, dalam pembukaan Lokakarya Filateli Nasional, di Hotel El Royal Banyuwangi, Kamis (26/4/2018), mengungkapkan, untuk durian merah telah dicetak tahun lalu.

"Durian merah sudah kami cetak tahun lalu, dan telah habis dibeli oleh para filatelis," kata Ikhsan.

Ikhsan mengatakan, durian merah Banyuwangi telah banyak dikenal. Ketika mendengar durian merah, langsung merujuk pada Banyuwangi.

"Warnanya yang cerah, rasanya yang enak dan khas menjadi pertimbangan kami memilih durian merah dalam seri tersebut," jelasnya.

"Durian merah telah menjadi karakteristik Indonesia. Banyuwangi harus bangga memiliki durian merah," tambah Iksan.

Selain durian merah, salah satu event di Banyuwangi Festival, BEC akan menjadi salah satu gambar yang menghiasi perangko seri karnaval yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.

"BEC menjadi salah satu gambar perangko dalam serial karnaval Indonesia yang akan kami launching Mei mendatang," ujar Ikhsan.

Event kebanggaan warga Banyuwangi tersebut, terang Ikhsan, sengaja dipilih karena Banyuwangi kini menjadi daerah tujuan pariwisata yang menonjol.

Terutama dalam penyelenggaraan berbagai event pariwisata yang terangkum dalam Banyuwangi Festival.

Dengan dijadikannya sebagai gambar perangko, Ikhsan berharap pariwisata Banyuwangi semakin dikenal dunia.

Menurutnya, perangko tak ubahnya duta negara yang bisa menjelaskan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia melalui sebuah gambar.

Baik keindahan alam, kekayaan flora dan fauna, teknologi hingga berbagai atraksi kebudayaannya.

"Sekarang Banyuwangi ini tidak hanya dimiliki oleh Banyuwangi sendiri, tapi sudah menjadi milik Indonesia. Untuk itu, kami ingin mengabadikannya lewat perangko ini dan mengenalkannya ke dunia," ungkap Ikhsan.

Terkait desainnya gambarnya seperti apa, Ikhsan masih merahasiakannya.

Bisa jadi gambar suasana karnaval, gambar close up peserta karnaval atau bahkan lukisan karnaval itu sendiri.

"Membuat desain perangko ini tidak sembarangan. Ada Pokjanas (Kelompok Kerja Nasional) yang khusus untuk membahas desain perangko. Tunggu saja," katanya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang membuka acara lokakarya tersebut, menyampaikan keterbukaan Banyuwangi atas segala kolaborasi demi memajukan daerah.

Ia bercerita tentang kerja sama yang baru digagasnya bersama Traveloka dan kolaborasi lainnya bersama Go-jek dan Ruang Guru.

Kolaborasi tersebut, lanjut Anas, tak menutup kemungkinan bisa dijalin bersama PT. Pos ataupun para kolektor perangko atau dikenal dengan sebutan filatelis.

"Kami membuka ruang seluas-luasnya untuk berkolaborasi dengan semua pihak dan komunitas. Jika para filatelis ingin berkegiatan di Banyuwangi, kami sangat senang," kata Anas.(haorrahman).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved