Kisah Juara Dunia Bulutangkis asal China yang Kini Menetap di Klaten, Sempat Dituduh Berkhianat

Nama Huang Hua bisa disandingkan dengan pebulutangkis legenda Indonesia Susi Susanti.

Editor: Musahadah
istimewa
Huang hua 

Beberapa waktu lalu, Tjandra mengajak istrinya itu bermain ketoprak berjudul Rebut Kuasa pada perayaan Imlek 2018. Ia berperan sebagai Jagawara dan Huang Hua memerankan istri Jagarawa.

Huang Hua bersama suaminya, Tjandra Budi Darmawan, berpose sebelum bermain ketoprak Rebut Kuasa pada perayaan Imlek di Klaten, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. (KOMPAS.com/Dokumentasi Tjandra)
Huang Hua bersama suaminya, Tjandra Budi Darmawan, berpose sebelum bermain ketoprak Rebut Kuasa pada perayaan Imlek di Klaten, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. (KOMPAS.com/Dokumentasi Tjandra) (Kompas.com/istimewa)

Tjandra menerima tawaran main ketoprak yang dimainkan warga keturunan Tionghoa itu setelah ada permintaan Pemkab Klaten.

Meski sudah lancar berbahasa Indonesia, Tjandra menyatakan terkadang orang masih tersenyum mendengarkan Huang Hua berbahasa Indonesia. "Orang lain dengarnya lucu. Omongnya masih terbalik-balik," ujar Tjandra.

Huang Hua yang kini lancar berbahasa Indonesia juga menceritakan bagaimana susahnya move on dari dunia bulu tangkis.

Selama dua tahun awal di Indonesia, Huang Hua kesulitan karena berada lingkungan baru dan tidak punya teman.

"Setelah pensiun dari tim China sejak tahun 1993, selama empat hingga lima tahun saya seperti susah terlepas dari bulu tangkis. Saya seperti kangen terus bermain bulu tangkis. Namun situasi sepertinya tidak memungkinkan saya main lagi. Dan akhirnya saya memilih fokus mengurus rumah tangga," ujar Huang Hua.

Walau tidak lagi bermain, Huang Hua masih mengikuti pertandingan di televisi. Sepuluh tahun setelah pensiun dari timnas China, ia masih sempat berkumpul dengan eks pemain dunia untuk reuni di Jepang.

"Jadi mantan juara dunia kumpul bertanding di Jepang di Osaka," kenang Huang Hua.

Ia juga masih sering berkomunikasi dengan lawan mainnya, mantan pemain kelas dunia asal Indonesia, Susi Susanti.

Bahkan sesekali, ia bersama suaminya menyambangi dan berdiskusi dengan Susi di markas pelatnas PBSI di Jakarta.

Setelah lama menetap di Indonesia, tawaran menjadi pelatih tunggal putri Indonesia pun pernah didapatkannya. Namun putri pasangan Huang Yu Hui dan Shi Juan itu menolak tawaran itu.

Bagi Huang Hua, melatih sebuah tim butuh totalitas waktu dan pikiran.

Keberadaannya sebagai ibu rumah tangga yang harus menjaga tiga anak dan dan tinggal jauh dari Jakarta menjadi alasannya menolak tawaran jadi pelatih pemain putri Indonesia.

"Setelah saya bicara dengan suami dan anak-anak bila saya jadi pelatih saya harus ke Jakarta. Semua waktu harus fokus melatih makanya bagi saya sangat berat. Apalagi bisnis suami saya semuanya di sini," kata Huang Hua.

Menurut dia, menjadi pelatih tidak bisa sambilan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved