Berita Lamongan
Dramatis. Sebelum Tewas, Korban Jembatan Babat - Widang Cengkeram Tangan Saksi
Sebelum meninggal dunia, korban dalam insiden runtuhnya jembatan Babat-Widang, sempat berusaha minta tolong secara dramatis. Begini kata saksi
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | LAMONGAN - Muchlisin, pengemudi truk nopol W 9351 US yang menjadi korban meninggal dalam runtuhnya jembatan penghubunga Widang Tuban dengan Babat Lamongan, ternyata sempat memegangi dan menarik tangan orang yang berusaha menolongnya.
Hal ini seperti dikatakan Yusron (37), warga Babat yang berusaha menolong tersebut.
Yusron adalah saksi yang tahu persis saat kejadian.
Ketika kejadian, ia berada di ujung jembatan sisi Selatan dan menyaksikan kejadian bagaimana tiga truk itu jatuh bersama ambruknya jembatan.
"Ketika saya turun menolong, korban sempat berpegangan dan menarik tangan saya kuat-kuat," kata Yusron.
Baca: LIVE STREAMING Jembatan Babat Ambruk, Ada Korban Tewas, Kondisinya Mengenaskan
Baca: LIVE STREAMING Evakuasi Jembatan Babat Lamongan Ambruk
Baca: Jembatan Babat Ambruk, 2 Truk Terperosok, Lihat Foto-fotonya Berikut!
Baca: Ahok Sebentar Lagi Bebas, Kondisi dan Aktivitas Terakhirnya di Penjara Mengundang Decak Kagum
Memang korban tidak bisa berbicara dan melihat saksi. Karena kepalanya tenggelam di kedalaman air Sungai Bengawan Solo.
Namun, saat Yusron menarik tangan korban, Mukhlisin juga merespon mencengkeram tangan saksi, sepertinya meminta bantuan agar bisa keluar dari dalam kendaraan naas yang dikemudikannya.
"Saya terasa betapa kuatnya cengkeraman tangan korban memegangi tangan saya," ungkap Yusron.
Yusron juga berusaha menarik korban, tapi berat karena mungkin terjepit. Apalagi pintu dump truck tidak bisa dibuka. Kemudian ada seorang warga lain yang ikut membantu menolong, dan baru korban berhasil ditarik keluar.
Sayang, saat berhasil ditarik, korban sudah dalam keadaan meninggal. Dari kejadian hingga korban berhasil dievakuasi memang cukup lama, hampir 30 menit.
Baca: Fakta Lengkap Jembatan Babat-Widang Ambruk, Nomor 6 Tragis dan Dramatis