Sambang Kampung

Warga Kampung Deles Sulap Lahan Kosong Penuh Sampah Jadi Kebun Terong

Warga kampung Deles, Surabaya, berhasil menyulap lahan kosong yang penuh sampah menjadi kebun terong yang produktif.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/ahmad zaimul haq
Seorang warga menyiram kebun terong yang mereka tanam bersama-sama. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Kegemaran bercocok tanam warga RT 4/RW 4 Kelurahan Klampis Ngasem, Sukolilo, Surabaya, sudah terlihat saat memasuki gang tiga di kampung Deles.

Suasana asri di kampung ini benar-benar terasa.

Sudah empat tahun terakhir, warga menggalakkan penghijauan. Bukan hanya bercocok tanam dalam pot yang diselipkan tanaman toga, tetapi mengubah lahan kosong yang awalnya lokasi pembuangan sampah menjadi pembibitan sayuran.

Wahyuningsih, Ketua RT 4 mengungkapkan, sebelumnya kampung Deles ini cukup gersang. Bahkan, bau tidak sedap tercium dari lahan kosong di sebelah rumahnya karena tumpukan sampah yang dibuang warga.

“Saat saya menjabat ketua RT, saya minta izin yang punya lahan, bukan warga sini, supaya bisa dipakai lahan sayur warga,” urainya.

Berbekal kemampuan membibit otodidak, Wahyuningsih bersama beberapa kader lingkungan, mulai menggunakan lahan itu sebagai tempat pembibitan.

Tak hanya pembibitan sendiri, warga juga mendapat bantuan dari dinas terkait. “Awalnya terong, berkembang jadi sawi, kangkung dan apapun jenis sayuran.” kata Wahyuningsih.

Setiap sore, ibu-ibu bergantian menyirami tanaman yang sebagian ditanam di polibek dan pot ini.

Bulan ini, warga menggiatkan pembibitan terong. Lahan bibit pun terlihat dipenuhi terong berbagai ukuran yang mulai berbuah.

Di sisi lain, ada terong di pot yang juga ditanami sayuran lain. Ada belimbing, ketela pohon, hingga jeruk nipis.

Untuk memulai berkebun. ibu-ibu dibantu bapak-bapak di hari libur untuk menggemburkan tanah atau membersihkan lahan.

“Ibu-ibu bagian obrak-obrak, kalau sudah rajin bapak-bapak ngikut,” ujarnya.

Hasil panen sayuran ini. biasanya dibagikan ke warga. Ada pula yang dijual ke warga sekitar RT.

“Keuntungannya tidak seberapa dibandingkan waktu dan tenaga merawat tanaman, tetapi yang penting warga senang,” pungkasnya.

Budidaya Ikan Lele

Kader toga, Sri Minarsih (60) mengatakan, untuk pembibitan sebagian warga juga melakukan di rumah. Jika mulai tumbuh di polibek, biasanya akan dipindah ke tanah di lahan.

Selain memanfaatkan lahan, warga mulai merambah budidaya ikan lele dan juga hidroponik. Kesibukan warga ini, diharapkan mampu mendekatkan hubungan antarwarga. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved