Dulu Kumuh, Kampung Asem Jaya Disulap Jadi Kampung 'SEHATI'

Su'udi menambahkan, Para warga kampung Asem Jaya membiasakan hidup sehat dengan membangun westafel di depan gang.

"Dibiasakan dengan hal yang sederhana yakni dengan mencuci tangan, setiap elemen 'SEHATI kami hadirkan di dalam kampung dari sehat, elok, hijau, aman, taat, dan iman," terangnya.

Su'udi menceritakan, sebelum berubah menjadi Sehati, kampung Asem Jaya gang 3 yang Ia tinggali sangat kumuh dan gersang.

"Dulu itu kumuh, tanaman yang tumbuh hanya 1-2 saja, tingkat keamanannya juga rawan karena letak kampung di tengah kota" ujar Pria asli Surabaya ini.

Tak ingin kampungnya terus menerus terlihat kumuh dan gersang, warga pun berbenah di tahun 2013.

"Saat itu staff RT mencoba memancing warga dengan memberi 2 tanaman di setiap rumah," kata Su'udi.

Meski awalnya tidak ada respon dari warga, pancingan tersebut ternyata berhasil membangkitkan warga untuk gotong royong menghijaukan kampung.

"Awalnya memang tidak ada respon, tapi berjalannya waktu saat salah satu warga memilih untuk menambah tanaman, warga lain pun mengikuti. hingga seperti sekarang ini kampung nampak hijau nan indah," ujar Pria yang menjabat ketua RT hingga 5 periode ini.

Seorang warga Asem Jaya gang 3 RT 3 RW 4 bernama Irfan Yunaidi mengatakan, Ia amat senang dengan perubahan kampungnya.

"Sebelumnya itu gersang, tapi sekarang sudah hijau dan sejuk. Nyaman tinggal disini," kata Irfan.

Irfan melanjutkan, tanaman toga di kampungnya sangat bermanfaat bagi kesehatan.

"Tanaman toga menyehatkan warga terbukti warganya langsing-langsing," ujar Pria asli Mojokerto seraya tertawa.

Soal keamanan Irfan berpendapat, kampung Asem Jaya gang 3 semakin aman. Karena selain adanya cctv, bapak-bapak setiap malam membantu petugas keamanan berjaga.

"Bapak-bapak setiap malam jagongan di pos keamanan," imbuhnya

Warga lain bernama Mufarohah mengatakan, perubahan kampungnya sering dikomentari oleh warga lain.

"Warga lain itu bilang kalau lewat kampung RT 3 ini sangat hijau dan indah," terangnya.

Mufarohah menambahkan, Tanaman hidroponik yang ditanam warga sangat membantu dalam menekan pengeluaran uang belanja.

"Kalau butuh sawi, lombok tinggal petik aja. Lebih sehat juga kalau memetik dari tanaman toga yang ditanam sendiri," pungkasnya.