Liputan Khusus

Lewat Tol, Surabaya-Ngawi Hanya Dua Jam, Segini Tarifnya

Selama ini waktu tempuh Surabaya-Ngawi melewati jalan nasional sekitar 5 jam.

Editor: Tri Mulyono
surya/m taufik
Jalur tol Kertosono-Ngawi yang masih dalam tahap pembangunan. 

SURYA.co.id | NGAWI - Ke depan hanya butuh waktu sekitar 2 jam untuk menempuh Surabaya-Ngawi, jika semua ruas tol yang menghubungkan dua daerah ini beroperasi.

Selama ini waktu tempuh Surabaya-Ngawi melewati jalan nasional sekitar 5 jam.

Sejak tol Surabaya-Jombang beroperasi penuh pertengahan Desember 2017, waktu tempuh Surabaya-Jombang hanya sekitar 50 menit.

Waktu tempuh tersebut terhitung dari pintu tol Bundaran Waru hingga gerbang tol (Bandar) Jombang, menggunakan mobil pribadi dengan kecepatan rata-rata 100 kilometer per jam.

Baca: Hindari Jalan Tol saat Awal Dibuka, Ini Alasannya. . .

Baca: Surabaya-Mojokerto Hanya Butuh 30 Menit Lewat Jalan Tol

Baca: Mencekam! Detik-detik Selasar di Gedung BEI Ambruk, Korban: Ada Suara Retakan, Ada yang Gede Jatuh

Baca: Video Detik-detik Kecelakaan Maut di Beji Pasuruan, Polisi Sampai Lakukan ini di Tengah Jalan

Sementara jarak tol Jombang-Ngawi terhitung sedikit lebih panjang dibanding jarak jalan tol Jombang-Surabaya.

Data yang berhasil dihimpun, tol Surabaya-Jombang mencapai 76,7 kilometer, sementara Kertosono-Ngawi di kisaran 87 kilometer yang terdiri dari ruas tol Ngawi-Wilangan 49,5 kilometer dan Wilangan-Kertosono sepanjang 37,7 kilometer.

Pembangunan jalan tol Kertosono-Ngawi yang belum rampung.
Pembangunan jalan tol Kertosono-Ngawi yang belum rampung. (surya/m taufik)

Pekan lalu, Tim Harian Surya berusaha menyusuri tol Surabaya-Jombang dan mencatat waktu tempuh persis sekitar 50 menit.

Sementara untuk tol Kertosono-Ngawi hanya bisa dilalui sebagian, karena masih ada sejumlah titik yang belum bisa dilintasi.

Jalur yang sudah bisa dilintasi adalah ruas tol Wilangan-Ngawi.

Sedangkan ruas tol Wilangan-Kertosono, belum bisa dilewati karena pengerjaan proyeknya baru sekitar 50 persen.

“Lewat tol jauh lebih cepat, tapi harganya cukup mahal Rp 82 ribu,” kata Anang, warga Sukolilo Surabaya yang baru saja keluar di exit tol Jombang setelah melaju dari arah Surabaya.

Waktu tempuh itu jauh lebih cepat jika dibandingkan lewat jalan nasional atau nontol yang biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk Surabaya-Jombang.

“Itu kalau tidak kena macet parah di Kletek (Sidoarjo) dan beberapa lokasi lain,” sebut pria kelahiran Ngawi tersebut.

Karena Tol Kertosono-Ngawi belum beroperasi, Anang dan keluarga butuh waktu tempuh sekitar 3 jam dari Jombang untuk sampai ke tempat tujuan di Ngawi.

Mereka tetap harus melintasi Simpang Mengkreng yang selama ini menjadi langganan macet.

Jika tol Surabaya sampai Ngawi sudah beroperasi semua, tentu perjalanan Anang jauh lebih cepat.

“Tapi jelas uang yang dikeluarkan untuk bayar tol juga lebih mahal,” sebut pria asli Ngrambe, Ngawi ini saat berbincang dengan Surya.

Beredar kabar bahwa pemerintah akan menerapkan tarif Rp 1.200–Rp 1.300 per kilometer untuk tol Ngawi-Kertosono.

Dengan jarak tempuh sekitar 86 kilometer, tarif tol tersebut diperkirakan mencapai sekitar Rp 100 ribu.

Mengenai besarnya biaya tol ini, Anang mengaku tidak masalah.

Jalan tol Surabaya-Ngawi yang segera dioperasikan
Jalan tol Surabaya-Ngawi yang segera dioperasikan (surya/m taufik)

Seandaianya disuruh memilih, dia tetap memilih lewat tol meski harus membayar sekitar Rp 200 ribu saat pulang ke kampong halamannya di Ngawi.

“Toh, tidak setiap hari pulang ke Ngawi,” kelakarnya.

Hal serupa disampaikan Widodo, pria kelahiran Ponorogo yang juga tinggal di Surabaya.

Setelah merasakan cepatnya perjalanan pulang kampung lewat tol saat libur Natal dan Tahun Baru lalu, dia mengaku tetap akan memilih jalur tol jika nanti Tol Surabaya-Ngawi beroperasi penuh.

“Saya pilih lewat tol saja, biarpun harus membayar lumayan mahal. Jika sampai Ngawi bisa dua jam, berarti waktu tempuh Surabaya-Ponorogo juga akan jauh lebih cepat.

Wong selama ini setiap pulang ke kampung saya kerap sampai tujuh jam kalau macet,” kata dia.

Tol Ngawi-Kertosono siap dioperasikan awal Februari 2018.

Progres pengerjaan fisik jalan bebas hambatan bagian dari proyek tol Solo-Kertosono tersebut sudah mencapai 99 persen dan diperkirakan tuntas 100 persen pada akhir Januari ini.

Total panjang tol Ngawi-Kertosono sekitar 87 km.

Namun saat dibuka untuk umum nanti, baru sekitar 49,5 kilometer (km) yang bisa dilewati warga.

Akses tol yang bisa dilewati nantinya membentang dari Ngawi hingga Wilangan.

Sementara sekitar 37,5 km dari Wilangan hingga Kertosono masih dalam tahap pembangunan.

Akses ini akan tersambung langsung dengan Tol Jombang-Mojokerto yang dikelola PT Marga Hajaya Infrastruktur, anak perusahaan Astra Group.

Direktur Utama PT Ngawi-Kertosono Jaya (NKJ) Iwan Moedyarno menjelaskan, pihak yang mengerjakan tol Ngawi-Kertosono terbagi menjadi dua.

Yakni NKJ dan pemerintah menggarap jalur tol mulai dari Wilangan sampai Kertosono.

Pengerjaan Kertosono-Wilangan inilah yang belum rampung.

“Masih dikerjakan. (Progres) Itu masih sekitar 50 persen. Saya tidak memonitor persis, karena itu proyek lain. Saya tidak tahu (persisnya),” kata Iwan, Kamis (11/1/2018).

Tim Harian Surya sempat mencoba akses tol dari Wilangun sampai pintu keluar masuk Madiun di Nglames, pertengahan pekan lalu.

Kondisi jalan tol sudah mumpuni untuk dilewati kendaraan. Mayoritas konstruksinya berupa beton.

Fasilitas penunjang seperti lampu jalan, pembatas jalan, rambu, dan markah jalan sudah tersedia di beberapa titik. Namun, fasilitas tersebut masih belum merata.
Para pekerja juga terlihat sibuk bekerja di beberapa titik.

Kendaraan alat berat, truk, dan mobil kecil kontraktor juga terlihat beroperasi.
Di kilometer 626, tampak ada pengurukan pada bagian pinggiran jalan dengan alat berat.

Hamparan sawah menjadi mayoritas pemandangan di kanan-kiri jalan tol.

Akses masuk Wilangan berada di perbatasan antara Nganjuk dan Madiun.

Lokasinya berada persis di sisi utara jalan nasional.

Dari titik ini menuju Madiun, ada akses keluar masuk yang juga masih dalam tahap penyelesaian, yakni di wilayah Caruban.

Iwan menjelaskan, nantinya para pengguna kendaraan roda empat dari Surabaya yang ingin memanfaatkan tol ini harus keluar di pintu tol Bandar di Kertosono.

Setelah itu, mereka harus melewati jalur nasional dan baru kemudian masuk ke pintu masuk Wilangan.

Dari sana, mereka bisa keluar di Caruban, Madiun, hingga pintu tol Ngawi.

Ini artinya, pengguna jalan tetap harus melewati jalur langganan macet di Mengkreng.

Jalur ini, ketika libur panjang atau musim mudik-balik, selalu dipadati kendaraan roda empat.

Pada kondisi yang parah, kemacetan di sana bisa mencapai berkilo-kilo meter dari kedua arah.

Jalur macet ini baru bisa dihindari saat jalan tol yang dibangun pemerintah rampung dan dioperasikan.

Sayang, kepastian waktu soal itu masih belum ada.

“Pintu keluar Nganjuk sebenarnya ada di daerah ring road Nganjuk,” tambah dia.

Karena pintu ini berada di wilayah jalan tol yang dibangun pemerintah, pengoperasiannya masih belum dapat dibuka.

Apabila sisa jalan tol itu nanti selesai dibangun dan dapat dioperasikan, pintu tol Wilangan akan ditutup.

Tim Harian Surya juga memantau sebagian jalan tol dari Madiun arah Ngawi.

Kondisi jalan mayoritas sama dengan akses tol dari Madiun ke arah timur.

Proses penyelesaian pengerjaan juga masih dilakukan. Fasilitas-fasilitas yang juga tak jauh berbeda.

Akses keluar-masuk di Ngawi berada di daerah ring road Ngawi.

Pintu keluar jalan ini berada dipengelolaan PT Solo Ngawi Jaya (SNJ).

Begitu pula dengan jalan tol 4 km setelahnya. Pembangunan tol Solo-Ngawi secara keseluruhan masih belum rampung.

Namun, target penyelesaian di pintu keluar Ngawi akan menjadi prioritas utama.
(Aflahul Abidin/ M Taufik)

Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved