Reportase dari Yaman

Pesona Surga dari Makam Abbad bin Bisyr di Puncak Gunung Ghurab Yaman

di puncak gunung Ghurab di Qaryah Lisik, Tarim, Yaman, hanya ada satu makam sahabat Abbad bin Bisyr, namun di situlah pesona surga itu berada ...

Editor: Tri Hatma Ningsih
yunalis abdul gani/citizen reporter yaman
Pesona keindahan dari puncak gunung Ghurab Yaman 

Reportase Yunalis Abdul Gani B.Sc
Mahasiswa pascasarjana asal Indonesia di Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut, Yaman/pegiat literasi Forum Lingkar Pena Hadhramaut, Yaman

 

HADHRAMAUT, SEBUAH provinsi terbesar di Republik Yaman ini selain sohor dengan kulturnya yang sarat dengan nilai islami, negeri ini juga kondang karena kesakralan dan keindahannya. Salah satunya adalah pusara sahabat Abbad bin Bisyr yang ada di puncak gunung nan menjulang tinggi.

Selain para nabi, di Hadhramaut juga terdapat beberapa makam para sahabat Rasulullah SAW. Satu Di antaranya adalah sahabat Abbad bin Bisyr, salah satu sahabat nabi yang diutus ke Yaman, tepatnya di Hadhramaut.

Abbad bin Bisyr meninggal dalam perjalanan dakwah memerangi mereka yang enggan mengeluarkan zakat pasca wafatnya Rasulullah SAW. Memang, namanya tak semasyhur seperti sahabat-sahabat nabi yang lain, tapi tentu masyhur di kalangan para penghuni langit.

Makam Abbad bin Bisyr ini berada di kawasan Qaryah Lisik, tepatnya di puncak gunung Ghurab, gunung yang menjulang tinggi di Yaman.

Qaryah Lisik merupakan daerah pelosok yang tak tersentuh bisingnya suasana kota. Dari pusat Kota Tarim, butuh waktu hanya setengah jam perjalanan menuju Ghurab.

Di puncak gunung ini hanya terdapat satu makam saja, yaitu makam Abbad bin Bisyr. Beberapa kitab sejarah menyebut, yang menguburkan Abbad bin Bisyr di puncak gunung Ghurab ini adalah para malaikat utusan Allah SWT.

Terlepas dari itu semua, sebenarnya banyak selisih pendapat terkait wafatnya Abbad bin Bisyr. Satu pendapat mengatakan, beliau tutup usia di Yamamah saat membela Rasulullah SAW di perang Badar. Pendapat lain mengatakan, beliau meninggal di Yaman dalam perjalanan dakwah.

Jarang sekali peziarah dari Indonesia yang mengunjungi daerah ini. Selain karena kurang masyhurnya daerah ini, medan ziarahnya juga sangat susah dilalui.

Pengunjung harus mendaki gunung Ghurab yang terkenal menjulang tinggi dengan jalan setapak nan menanjak. Menapaki ratusan anak tangga tertata tapi nan berliku-liku. Namun rasa capek perjalanan yang menguras tenaga itu akan lenyap seketika saat kaki telah mencapai puncak gunung Ghurab.

Setibanya di puncak gunung, sambil menghembuskan napas dan sejenak rehat menikmati semilir angin sepoi-sepoi yang begitu adem menyentuh kulit.

Dan dari atas ketinggian gunung Ghurab inilah bisa disimak hamparan keindahan. Bangunan-bangunan di bawah yang berbentuk mirip kotak-kotak kecil seakan melihat serentetan batu-bata yang tertata rapi. Selain itu, bisa disaksikan pula petak-petak sawah berwarna hijau yang menghampar di samping perkampungan.

Hal inilah yang menghapus rasa capek dan lelah. Perasaan terasa tenang dan tenteram berada di gunung Ghurab. Sungguh berkah dan indah tiada tara kuasa Illahi ini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved