Citizen Reporter

Ketika Tulisan Membawamu Terbang ke Lombok…

menulis bukan sekadar melatih kejujuran maupun terapi, tetapi juga membuka semua pintu peluang, kesempatan juga mimpi, ini buktinya ..

Editor: Tri Hatma Ningsih
sandi iswahyudi/citizen reporter/dokumentasi rona nusantara
Dela dan Eka, dua pemenang lomba menulis tingkat panti asuhan se Malang Raya 

Reportase Sandi Iswahyudi
Blogger/digital marketing/moslem raveler

 

PERNAH Helvy Tiana Rosa berucap, “tulisan kita tak akan mati, bahkan bila kita mati.” Pun, tulisan dua remaja putri ini, Eka Widiya Sari dan Dela Romadhona. Keduanya pemenang lomba menulis Aku Bahagia tingkat panti asuhan se Malang Raya.

Eka Widiya Sari, dari Panti Asuhan Aisyiyah Reverside Dau, diganjar juara pertama, sedangkan juara dua diraup Dela Romadhona dari Panti Asuhan Aisyiyah Dau.

Sabtu (16/12/2017) itu di gazebo Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) keduanya mengikuti pembekalan program Perjalanan Menemukan Karya (PPM) #1. Program yang dirancang khusus bagi pemenang 1 dan 2 lomba menulis, selain berlibur selama empat hari ke Lombok, juga berkarya.

Untuk itulah keduanya dibekali  dua hal mendasar, kemampuan menulis di koran dan berbicara di depan umum. Materi penyampaian interaktif dan bedah karya berjudul Menghirup Pelajaran Hidup dari Desa Sawarna Banten (Harian Surya, Rabu, 29/11/2017) mereka kunyah.

Pada sesi ini selain memberikan trik menulis reportase di Harian Surya, penulis membagikan enam hal mendasar yang sebaiknya  dimiliki seorang penulis. Yakni, pertama, kenapa harus menulis, cara membuang benteng dalam diri, dan membiasakan pada diri dengan kalimat, saya seorang penulis.

Keempat aktivitas menulis dijadikan kebiasaan selayaknya bernapas, menikmati proses, dan keenam, semua karya adalah sampah.

Selanjutnya, sesi berbicara di depan umum disampaikan oleh Anis Purwa Ningrum dari Panti Asuhan Aisyiyah Reverside, Dau. Menurutnya kemampuan berbicara di depan umum sangat penting, mengingat rata-rata aktivitas adalah berbicara.

Pemberian materi pengetahuan dasar berbicara di depan umum nantinya digunakan dalam pembuatan vlog di Lombok, serta berbicara di depan umum, saat silaturrahim ke panti asuhan Muhammadiyah di Lombok.

Perjalanan ini bukan semata rekreasi. Melainkan aktivitas untuk berkarya. Pembuktian bahwa dengan menulis seseorang akan mendapatkan ragam manfaat, mulai dari sisi psikologis hingga materi. Selain, memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

“Saya syok, gak nyangka, gara-gara nulis, cuma kegiatan curahin pikiran ke bentuk tulisan. Malah nganterin saya liburan ke Pulau Lombok, naik pesawat dan tidur di hotel,” kisah Dela Romadhona.

Bagi Eka, perjalanannya ini akan mengantarkannya meraih salah satu mimpinya. “Senang sekali, karena di sini, insyaa Allah saya bisa mewujudkan salah satu mimpi saya, yaitu menerbitkan buku,” katanya.

Ya, jika keduanya tidak menulis, saya tidak akan pernah tahu pandangan mereka tentang bahagia. Dan, tulisan mereka ini kemudian dibukukan oleh Yayasan Gerakan Sadar Kebaikan Buku (GSKB) November 2017 lalu.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved