Berita Ponorogo

Wayang Berlapis Emas Karya Perajin Ponorogo Ini Banyak Diburu Kolektor dari Luar Negeri

Di Ponorogo ada seorang seniman pembuat wayang kulit yang berhasil membuat wayang berlapis emas yang sangat dilirik oleh para kolektor kaya.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/rahadian bagus
Isyanto menunjukan wayang kulit buatannya. Salah satu wayang kulit buatan Isyanto yang dilirik banyak kolektor kaya adalah wayang kulit berlapis emas. 

SURYA.co.id|PONOROGO - Lima wayang Pandawa Lima tampak tertata rapi di rumah yang berada di Jalan Rumpuk 64 B, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Ponorogo. Tampak seorang pria sedang menggambar wayang di atas kertas putih.

Sudah 34 tahun, Isyanto (60) menjadi seniman pembuat wayang kulit. Ia adalah pemilik Sanggar Wayang Siwi Mandiri.

Ayah lima anak ini sudah mulai mencintai wayang sejak duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar. Kecintaannya terhadap wayang kulit bermula dari kebiasaanya menonton pertunjukan wayang kulit.

Hampir setiap ada pertunjukan wayang kulit dia selalu menonton. Bahkan, tak jarang ia pergi keluar kota hanya untuk menonton pertunjukan wayang.

Hingga akhirnya, ia mulai belajar membuat wayang kulit secara otodidak. Sekitar tahun 1983, dia memberanikan diri untuk membuka usaha pembuatan wayang kulit.

Tak mudah untuk merintis usaha pembuatan wayang kulit. Bahkan, pada tahun 1998 ia pernah bangkrut, terdampak krisis moneter.

Sejumlah pemesan wayang kulit tidak membayar pesanan. Pada saat itu, harga bahan baku pun naik hingga memaksanyamenutup usahanya.

Namun, jiwanya sebagai perajin seni masih tetap ada. Ia pun berhasil mengumpulkan modal dan membayar utangnya, dengan bekerja sebagai penyalur tenaga kerja Indonesia ke sejumlah negara.

Setelah beberapa tahun bekerja sebagai penyalur tenaga kerja, Isyanto kemudian melunasi seluruh utang dan dapat modal kembali untuk membuka usaha pembuatan wayang.

"Tahun 1998 saya sempat bangkrut akibat krisis moneter. Saya terpaksa beralih profesi, sebagai panyalur tenaga kerja," katanya saat ditemui, Rabu (8/11/2017) siang.

Sekitar 2010, usaha pembuatan wayang kulitnya mulai bangkit kembali. Saat itu, wayang kulit mulai banyak digemari masyarakat Indonesia dan dunia internasional. Ia pun banyak menerima orderan wayang kulit dan mengalami masa kejayaan.

Baginya, wayang sudah menjadi jalan hidupnya dan jati dirinya. Setiap wayang yang dia buat, selalu dibuat dengan sepenuh hati dan tidak asal-asalan.

Isyanto mengklaim, wayang kulit buatannya merupakan yang terbaik di antara perajin wayang kulit di Indonesia. Bahkan, dirinya mengklaim pahatan wayang kulitnya paling rapi di antara perajin wayang kulit di Jawa Timur.

"Saya selalu membuat wayang dengan maksimal dan berusaha membuat yang terbaik," ujarnya.

Dia mengatakan karya wayang kulitnya sudah kerap mengikuti pameran skala nasional mewakili Provinsi Jawa Timur. Wayang kulitnya, juga banyak digunakan dalang dan menjadi pajangan di hotel berbintang serta perkantoran.

Dikatakan Isyanto, tak mudah untuk membuat wayang kulit. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi, karena setiap karakter wayang memiliki tingkat kerumitan berbeda-beda.

Untuk membuat satu wayang kulit, dibutuhkan waktu sekitar tujuh hari. Sementara, untuk membuat satu set, berisi sekitar 250 karakter wayang dibutuhkan waktu sekitar setahun.

Selain membuat wayang biasa, Isyanto juga membuat wayang khusus untuk para kolektor yang dilapisi emas atau prodo.

Proses pembuatan wayang jenis ini sama seperti ketika membuat wayang kulit. Bedanya, ada tambahan proses untuk pelapisan prodo emas.

Wayang kulit berlapis emas selalu menjadi incaran para kolektor dan penghobi wayang. "Biasanya yang memesan wayang prodo ini para kolektor. Para pengusaha dan pejabat," katanya.

Harga wayang kulit biasa dengan wayang kulit prodo sangat berbeda. Harga satu wayang kulit Rp 850.000 hingga Rp 2,5 juta. Sedangkan satu set wayang kulit Rp 150 juta hingga Rp 250 juta.

Sedangkan wayang prodo satu unitnya dijual Rp 3 juta hingga Rp10 juta. Sedangkan satu set wayang prodo dijual Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.

"Hingga saat ini, saya sudah membuat sekitar 25 set wayang kulit," katanya.

Dia menambahkan, para pembelinya bukan hanya dari dalam negeri saja. Wayang kulitnya juga diekspor hingga ke Jerman, Belanda, Amerika Serikat, dan negara-negara lain. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved