Citizen Reporter
Segunung Harapan dalam Seporsi Bubur Pedas Muharram
sudah tradisi turun temurun, tahun baru Islam atau 1 Muharram 1439 Hijriah dirayakan warga Desa Poter dengan menyantap tajhin pedhis nan nikmat ..
Reportase Siti Halwah
Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura
TAHUN baru Islam yang jatuh pada Kamis (21/9) disambut suka cita oleh seluruh umat muslim dunia. Pun warga Desa Poter, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Begitu masuk bulan Muharram, warga menyambutnya dengan membuat tajhin pedhis atau bubur pedas. Tradisi turun temurun membuat bubur Muharram ini masih dilakukan di Poter hingga sekarang.
Kendati ada embel-embel pedhis atau pedas lantaran taburan potongan cabai di atas bubur, rasa yang didapatkan justru sebaliknya. Bubur pedas ini lebih menawarkan sensasi gurih dan nikmat.
Membuat tajhin pedhis ternyata juga mudah. Bahan yang digunakan cukup sederhana. Selain beras putih, ada imbuhan bumbu bawang putih, bawang merah, lada, santan, garam dan gula.
Bahan pelengkap yang harus ada di antaranya cabai merah, bawang goreng, kacang, dan tauge. Bila suka bisa ditambah irisan telur dadar dan tempe goreng.
Cara membuatnya pun mudah. Beras yang sudah dicuci bersih dimasukkan ke dalam air mendidih dan aduk merata.
Selanjutnya, campurkan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan ke dalam adonan bubur, tambahkan santan, aduk hingga merata. Jika ingin nikmat, dapat ditambahkan potongan kelapa muda dan irisan daun bawang sebelum bubur diangkat.
Sajikan di atas piring dan taburi dengan kacang tanah goreng, tauge, irisan cabai merah, bawang goreng, potongan tempe dan irisan telur dadar.
Ada dua variasi sajian tajhin pedhis khas Madura ini. Pertama, selain potongan cabai ditaburkan di atas tajhin pedhis, cara kedua dengan menjadikan cabai sebagai bumbu saat tajhin pedhis dimasak. Tak heran bila sensasi pedasnya meresap ke dalam bubur sehingga pedasnya lebih menggigit. Pilih yang mana?