Kasus First Travel

Calon Jemaah Umrah Datangi Kantor First Travel di Margorejo Surabaya, Namanya Ternyata Ganti Ini

Calon jemaah umrah ini mendatangi ke kantor First Travel di Jalan Margorejo Surabaya. Ternyata namanya sudah berganti, namun pegawainya tetap sama.

Penulis: Fatkhul Alami | Editor: Titis Jati Permata
kompas.com
Kantor First Travel di Jakarta 

SURYA.co.id | SURABAYA - Siti Nafiah (57) ikut paket umrah First Travel melalui seorang agen.

Ia yang berencana berangkat umrah bersama suaminya, Agus Salim (59) sudah membayar lunas sebesar Rp 30,6 (satu orang Rp Rp 15,3 juta).

Pembayaran tesebut sudah dilakukan Siti Nafiah pada Agustus 2016. Setelah itu, agen First Travel mengatakan keberangkatan umrah pada Mei 2017.

"Tapi saya minta berangkat Ramadan bukan Juni 2017 dan diminta tambah yang Rp 2,5 juta untuk satu orang. Karena saya ikut sama suami, saya bayar tambahan Rp 5 juta," ucap Siti Nafiah.

Pembayaran tersebut, lanjut Siti Nafiah juga dikuatkan dengan penerimaan kuitansi yang dikeluarkan First Travel kantor cabang Surabaya di Jl Raya Margorejo.

Selain kuitansi, Siti Nafiah dan suaminya juga menerima tas koper, pakaian umrah, buku panduan dan lainnya.

"Seharusnya sudah berangkat, tapi tak berangkat sesuai permintaan saya pas Ramadan lalu. Saya sempat tanyakan ke kantor dan pagawainya dan dijanjikan nanti berangkat bulan September hinga Desember 2017 nanti," aku Siti Nafiah.

Siti Nafiah dan anaknya, Abdul Hafid saat berada di SPKT Polda Jatim, Rabu (30/8/2017).
Siti Nafiah dan anaknya, Abdul Hafid saat berada di SPKT Polda Jatim, Rabu (30/8/2017). (surya/fatkhul alamy)

Dia berharap tetap bisa berangkat. Jika memang tidak berangkat, Siti Nafiah meminta supaya uang yang sudah disetor untuk biaya umrah bisa dikembalikan.

"Saya niatnya ibadah dan baik-baik, kali tidak jadi ya uangnya dikembalikan," haranya.

Sementara anak Siti Nafiah, Abdul Hafid mengaku sudah klarifikasi dan mendatangi ke kantor First Travel di Jl Raya Margorejo.

Ternyata nama kantor itu sudah tidak First Travel, melainkan Wardani Amanah Utama.

"Kantor alamat tetap sama, juga pegawai-pegawai sama. Ibu dan babak saya dijanjikan berangkat pada September hingga Desember, jika tidak berangkat harus mengembalikan uang," ucap Abdul Hafid.

Sementa Giyanti mengaku, mendaftar umrah lewat seorang agen First Travel.

Ia membayar Rp 17,3 juta. Sebenarnya bayar Rp 15,3 juta, tapi tambah Rp 2 juta karena minta berangkat Ramadan.

"Tapi saya terima print kuitansi pelunasan bukan dari First Travel, tapi Wardani Amanah Utama," aku Giyanti.

Ia juga yang mendaftar pada 2017, awalnya dijanjikan berangkat pada Mei atau Ramadan, ternyata tidak berangkat juga.

Dirinya beberapa kali tanya ke seorang agen yang saya pakai. Tapi tidak ada kepastian. Dirinya juga sudah melakukan manasik.

"Karena situasinya seperti ini, saya minta refund saja. Uang yang sudah saya bayar saya minta kembali. Agen menjanjikan 90 hari kerja," pinta Giyanti.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved