Berita Pasuruan

850 Pendaki Ini akan Bentangkan Bendera Merah Putih Sepanjang 178 Meter di Puncak Arjuno

MUsai melakukan upacara, mereka akan membentangkan bendera merah putih di puncak Gunung Arjuno dan Welirang.

surya/galih lintartika
Barisan Benteng Sabuk Merah Putih diberangkatkan dari Pos Pendakian Gunung Arjuno-Welirang, Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Rabu (16/8/2017) pagi. 

SURYA.co.id | PASURUAN - Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf memberangkatkan sekitar 850 pendaki yang tergabung dalam Barisan Benteng Sabuk Merah Putih di Pos Pendakian Gunung Arjuno-Welirang, Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Rabu (16/8/2017) pagi.

Gus Ipul, sapaan akrabnya resmi memberangkatkan barisan benteng sabuk merah putih ini untuk mendaki di Gunung Arjuno-Welirang.

Ratusan pendaki ini berasal dari beberapa daerah seperti Surabaya, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Malang dan Probolinggo

Di sana mereka akan melakukan misi penyelamatan lingkungan.

Ratusan pendaki ini akan melakukan upacara kemerdekaan, Kamis (17/8/2017) pagi.

Mereka akan membentangkan bendera merah putih di puncak Gunung Arjuno dan Welirang.

Namun, uniknya, dari pos pendakian, para pendaki ini sudah membawa bendera merah putih.

Panjang bendera ini sekitar 178 meter. Mereka membawanya dari bawah dan akan dibentangkan di puncak nantinya.

Selama perjalanan menuju ke puncak, ratusan pendaki ini sambil mengambil sampah yang berserakan.

Sebab, perjalanan panjang ini bukan hanya membawa misi untuk mengibarkan bendera, tapi juga menjaga lingkungan dan membersihkannya dari sampah.

Gus Ipul sangat mengapresiasi aksi inovatif dan kreatif ini. Kata dia, kegiatan ini sangat menginspirasi bagi banyak orang.

Sebab, aksi yang dilakukan para pendaki ini bisa mengedukasi.

"Saya sangat menghargai ini, karena aksi itu merupakan wujud untuk memperingati dan mengisi kemerdekaan. Memang sebagai generus bangsa harus seperti itu," katanya.

Menurut dia, aksi ini merupakan sebuah ajakan kepada masyarakat untuk bertindak benar.

Jangan sampai ada pembalakan liar. Sebab, pembalakan itu akan merusak ekosistem alam.

"Aksi ini bisa menjadi pondasi kuat untuk memperkuat kebersamaan dan solidaritas, manusian dengan keadaan alam. Kami, harus mencegah globalisasi. Aksi ini mengusung misi yang sangat jelas," ungkapnya.

Koordinator lapangan, Agung Hidayat, mengatakan, aksi membawa bendera sepanjang 178 meter dan membentangkannya di puncak itu sudah ada sejak tahun 2006 lalu. Namun, baru tahun 2017 ini bisa terealisasi.

Selama ini memang sulit dilaksanakan karena terkendala hal-hal teknis.

"Aksi ini merupakan aksi kebersamaan. Kami ini bangsa Indonesia, bangsa yang satu dan utuh. Kami ingin dari pertemuan ratusan pendaki ini bisa menjadi contoh persatuan, guyub rukun, solidaritas, dan bergerak bersama," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved