Citizen Reporter
Kriuknya Kerupuk Lamuk Kediri
mungkin banyak yang tidak tahu bila kerupuk lamuk ini memanfaatkan sisa endapan pati hasil parutan singkong .. modalnya sepele, namun citarasanya wow!
Reportase Khoirul Muttaqin
Mahasiswa Universitas Negeri Malang/Anggota Komunitas Booklicious Malang
SINGKONG atau ketela pohon, jenis tumbuhan yang bisa diolah menjadi apa saja. Mulai dari tape, keripik, pilus, getuk, srawut, hingga aneka kerupuk. Salah satunya adalah kerupuk lamuk.
Uniknya, kerupuk lamuk yang hanya ada di Kediri ini dihasilkan dari endapan pati singkong parut. Pati singkong parut sendiri diambil tepungnya untuk dijadikan tepung kanji atau tepung tapioka.
Nah, sisa endapan pati singkong parut inilah yang kemudian dimanfaatkan menjadi kerupuk lamuk.
Cara pembuatannya pun terbilang mudah. Setelah dipisah antara ampas dan air parutan singkong, air endapan tersebut kemudian dimasak hingga mengental dan padat. Baru kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Baru kemudian bisa digoreng sebagai krupuk.
Rois (53), asal Bedali, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, menyuguhkan krupuk lamuk sebagai salah satu menu camilan ketika hari raya Idul Fitri lalu.
Usai hari raya pun krupuk lamuk masih tersaji di meja ruang tamunya. Penulis sempat mencicipinya saat bertandang ke kediaman Rois, Selasa (18/7) lalu.
Karena terbilang unik dan jajanan tradisional, keberadaan krupuk lamuk ternyata semakin sulit dicari. Biasanya, krupuk lamuk hanya bisa dijumpai di daerah Gringging, Kediri.
Hanya, penulis penasaran, kenapa dinamakan kerupuk lamuk? Mungkin karena teksturnya yang lembut dan transparan mirip lamuk (nyamuk)? Entahlah.
Hanya, karena terbuat dari air bekas parutan singkong, krupuk lamuk dipercaya tidak akan menimbulkan efek pada orang yang memakannya. Baik efek negatif maupun positif selain rasa kenyang itu sendiri.
Percayalah...