Berita Ekonomi Bisnis
Miliki Kebun di Blitar, PT SSN Agresif Pasarkan Pisang dan Buah di Jatim
"Dengan adanya kebun di Blitar, distribusi bisa lebih mudah, murah, dan harga di pasar juga terjangkau," jelas Luthfiany Azwawie.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Setelah mendapat respons positif di pasar Kota Surabaya sejak 2015 lalu, perusahaan pengadaan dan distribisu buah berlabel Sunpride, PT Sewu Segar Nusantara (SSN) terus agresif di pasar Jawa Timur (Jatim).
Apalagi saat ini, group dari Gunung Sewu Group itu, sudah memiliki lahan kebun pisang Cavendish di Kabupaten Blitar, yang dikelola oleh sister company, PT Nusantara Tropical Farm.
"Kami agresif di pasar Jatim pada 2017 ini. Dengan adanya kebun di Blitar, distribusi bisa lebih mudah, murah, dan harga di pasar juga terjangkau," jelas Luthfiany Azwawie, Senior Manager Marketing and Communication PT SSN, saat hadir di Surabaya, pekan lalu.
Saat ini, pasar buah-buahan berlebel sunpride, yang terdiri atas pisang cavendish, nanas, jambu kristal, pepaya, dan aneka jenis buah lokal dan sebagian kecil import, masih terbatas di Surabaya.
Dipasarkan secara umum, namun mayoritas masih di modern market. Sehingga kontribusinya secara nasional masih 10 persen.
"Selain itu, Jatim juga merupakan lumbung buah lokal. Dan brand sunpride masih belum masuk di secondary market, seperti di Malang, Jember, Banyuwangi, Madiun dan Kediri," jelas Lutfiany.
Karena itu, pihaknya mentargetkan di semester II tahun 2017 ini, branch office sunpride yang selama ini masih di Surabaya, bisa merambah di kota-kota kedua tersebut.
Soal distribusi, selama ini pasokan buah sunpride berasal dari kebun di Lampung, Pulau Sumatera. Sehingga jalur dan biaya distribusi ikut terbebani. Namun dengan adanya kebun di Blitar, pasokan tidak hanya bisa untuk wilayah Jatim, tapi juga bisa hingga ke wilayah Indonesia Timur.
Di tahun 2017 ini, SSN menargetkan penjualan buah-buahan 6 juta boks atau 78.000 ton. Target penjualan tersebut naik 25 persen dari realisasi tahun lalu 4,5 juta boks atau 58.500 ton.
Regional Bussines Manager SSN, Daryanto, dikutip dari kompas.co.id pada April 2017 lalu, menyebutkan pertumbuhan tersebut hampir tiga kali dari target pertumbuhan industri distribusi nasional 10 persen per tahun.