Citizen Reporter

Remaja Kekinian Itu Remaja yang Bijak Bersosial Media

jangan asal unggah berita yang tak jelas sumber dan kebenarannya demi mengejar staus remaja gaul dan kekinian, tetapi ...

Editor: Tri Hatma Ningsih
geralt/px
ilustrasi gadget 

Reportase Justinus Ristanto
Guru di SMA Katolik St Louis 2 Surabaya

REMAJA kekinian itu mereka yang berusia 12-18 tahun, senang bereksperimen, bereksplorasi, memiliki banyak fantasi dan khayalan, mengikuti perubahan jaman, mulai dari fashion, bahasa, sampai teknologi untuk memperoleh pengakuan dari orang-orang di sekitarnya dengan cara update status atau upload foto maupun video di sosial media.

Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka ada. Apa-apa diupload. Marah, sedih, bahagia, pacaran bahkan makanpun diupload. "Itulah kebiasaan remaja kekinian,” kata Bernadeta C Ariska, SPsi, guru Bimbingan Konseling SMA St Louis 2 Surabaya saat membuka pembinaan bagi siswa kelas X bertema Remaja Kekinian Bijak Sosial Media, Sabtu (25/3/2017) di perpustakaan sekolah.

Kegiatan yang diselenggarakan pada saat penerimaan rapor sisipan tengah semester genap itu bertujuan memberi informasi yang benar bermedia sosial.

Memiliki sosial media memang penting, bahkan bagi sebagian orang menjadi kebutuhan, namun harus bijak menggunakannya.

“Jangan ingin ikut-ikutan dan dianggap gaul kalau sudah seperti mereka yang selalu update di sosial media. Apabila salah langkah ujung-ujungnya masuk penjara karena memosting berita negatif yang menimbulkan perpecahan, atau mengandung unsur pornografi,” ingat Ariska yang berbagi tip cara bijak bersosial media. Caranya?

Pertama, memosting informasi yang positif, misalnya informasi kesehatan, pengetahuan, quotes bijak, dan yang penting tidak menimbulkan perpecahan suku, agama, ras, antargolongan (SARA), provokatif, bullying dan pornografi.

Kedua, jangan reposting apapun yang belum jelas sumbernya.

Ketiga, sebelum memosting gambar, video maupun status dipikir dengan matang, jangan asal pamer, baik itu pamer kemesraan sama pacar, harta kekayaan, sering nongkrong, dan sebagainya.

Di akhir pembinaan Ariska berpesan agar para siswa bijak memosting maupun menanggapi postingan orang lain. “Ingat bahwapostinganmu cerminan dirimu! Jangan menjadi generasi pintar mencela dan komentar. Jadilah generasi yang bijaksana dan berprestasi. Jadi postinganmu mencerminkan seberapa berharganya dirimu,” ujar Ariska mewanti-wanti siswa.

Sementara itu, di ruang kelas lantai empat tengah berlangsung pertemuan kepala sekolah dengan orang tua siswa. Selain menyampaikan perkembangan sekolah dan kenaikan kelas, juga dipaparkan perkembangan siswa dan pergaulan remaja.

Kepala SMA St Louis 2, Dra Sri Wahjoeni Hadi mengajak orang tua meluangkan waktu untuk mendampingi anak-anaknya.

“Ada berbagai peristiwa anak terjerumus dalam penggunaan sosial media yang salah, karena memosting hal yang kurang baik maupun salah pergaulan akibat penggunaan sosial media. Pendampingan orangtua diperlukan untuk menyelamatkan anak dari bahaya penyalah gunaan sosial media. Semua ini penting untuk kebaikan masa depan anak,” paparnya.

Pembinaan siswa kelas XI diimbuhkan Robertus Dedy SPd, bahwa selain bijak dalam bersosial media, perhatikan juga cara berkomunikasi yang baik terutama dengan orang yang lebih tua.

Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved