Bulutangkis
PB Suryanaga Sedang Krisis, Ini Kata Mantan Atlet Binaan, Alan Budikusuma dan Sony Dwi Kuncoro
PB Suryanaga Pernah menelorkan Atlet-atlet Kebanggaan Tanah Air seperti Alan Budikusuma dan Sony Dwi Kuncoro. Kondisinya Saat ini Membuat Mereka...
SURYA.co.id | SURABAYA - Saat ini PB Suryanaga tengah mengalami krisis atlet.
Padahal klub yang berdiri pertama di Indonesia dan terbesar di Jawa Timur ini telah menelorkan banyak atlet kebanggaan Indonesia.
Di antaranya Nyo Kiem Bie (Koesbianto), Utami Dewi, Theodora Wijaya, Sriwiyanti, Alan Budikusuma, Trikus Harijanto, Lilik Sudarwati, Ronny Agustinus, Alvent Dwi Yulianto dan Sony Dwi Kuncoro merupakan atlet-atlet jebolan Suryanaga.
Nama-nama diatas pernah menggapai pencapaian yang luar biasa membanggakannya untuk Indonesia.
Seperti Alan Budikusuma, yang telah meraih berbagai gelar di antaranya juara Olimpiade Barcelona 1992 , juara PON 1988, juara Thailand Open 1989, runner up kejuaraan dunia 1991 juara China Open 1991 dan juara Piala Dunia 1993.
"Segala sesuatunya harus melalui usaha. Tidak ada yang instan untuk menggapai prestasi. Semua harus mulai dari kecintaan pada hobi dan profesi," kata Alan Budikusuma, Minggu (29/1/2017).
Selain Alan, atlet jebolan Suryanaga juga pernah membanggakan nama Indonesia dikancah dunia ialah Sony Dwi Kuncoro.
Atlet kelahiran Surabaya 7 Juli 1984 ini dulunya digadang-gadang menjadi penerus kehebatan Taufik Hidayat.
Sony menjelaskan bahwa nama Suryanaga saat dirinya bergabung pada tahun 2001 silam tengah dalam masa kejayaan Suryanaga.
Selain nama besar Suryanaga yang menariknya untuk bergabung juga karena kondisi keuangan saat itu di Suryanaga dalam masa kepemimpinan Yacob Rusdianto cukup stabil.
"Dulu saya masuk Pelatnas 2001 sekaligus bergabung dengan Suryanaga. Tidak bermaksud membandingkan namun memang saat itu nama Suryanaga sangat kuat, siapa yang tidak kenal Suryanaga, banyak atletnya masuk Pelatnas," kata Sony Dwi Kuncoro, Minggu (29/1/2017).
Bergabung 2001, Sony cukup lama bertengger dibawah naungan Suryanaga hingga akhirnya ditahun 2014 dirinya memilih hengkang dan bergabung bersama PB Tjakrindo Masters Surabaya hingga kini.
Sony mengungkapkan bahwa tak dipungkiri bahwa didalam klub faktor dana memang sangat menentukan kelangsungan seorang atlet dan itulah salah satu faktor mengapa kala itu dirinya memilih untuk hengkang.
"Jujur saat itu alasan saya pindah karena saya ingin tetap dan meningkatkan prestasi. Saya tidak ingin membahas kondisi saat itu di Suryanaga namun bagaimanapun juga di sanalah saya pernah mengukir prestasi," terangnya.
Di Suryanaga setelah Joko Supriyanto pelatih Suryanaga mengundurkan diri, Sony dilatih oleh Hendrawan.