Kejurna Drag Bike
Setelah Dilarang Gunakan GBT, Kejurnas Drag Bike akhirnya Digelar di Sirkuit Kenjeran
"KAMI INGIN seri terakhir ini sebagai pamungkas dari seri sebelumnya, karena Surabaya punya sirkuit baru dan standar internasional," ujar Bambang.
Penulis: Fitra Ariestianto | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Kejurnas Drag Bike, 2016 akhirnya dilaksanakan pada Sabtu (31/12/2016) di Pantai Ria, Kenjeran Surabaya. Meskipun berhasil dilaksanakan, masih tampak raut muka kecewa tampak pada ketua Ikatan Motor Indonesia (Jawa Timur), Bambang Haribowo.
Pasalnya kejurnas ini, digelar tidak sesuai dengan rencana IMI Jawa Timur. Mereka berkeinginan menggelar ajang Drag Bike ini di Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya.
"Saya super kecewa dengan keputusan Kadispora Surabaya yang tidak memperbolehkan kami memakai Sirkuit Bung Tomo itu. Rencananya memakai sirkuit itu kan, sebagai momentun seri kejurnas ini. Jawa Timur kebagian tempat terakhir, seri kejurnas ini. Kami ingin seri terakhir ini sebagai pamungkas dari seri sebelumnya, karena Surabaya punya sirkuit baru dan standar internasional," ujar Bambang Haribowo ketika ditemui Surya di paddock, drag bike. Pada Sabtu (31/12/2016).
Menurut Bambang, alasan dibatalkannya kejurnas di Gelora Bung Tomo terlalu mengada-ada.
"Alasannya keselamatan, yang tahu keselamatan itu ya pembalapnya sendiri dan IMI. Maka dari itu kita ada slogan keselamatan nomor satu, bahkan pada peraturan IMI sudah jelas tertulis jika keselamatan itu jangan sampai diremehkan," ujarnya.
Buntut dari pengalihan tempat kejurnas ini, adalah batalnya sejumlah pembalap nasional yang akan ikut pada seri pamungkas ini.
"Banyak pembalap nasional dari, Jakarta, Medan, Padang, Bali, Lombok dan Yogjakarta batal ikut. Mereka punya mobil kencang-kencang. Mobilnya rata-rata 1500 cc sampai 2500 cc, mereka tidak mau ambil resiko saat tahu dipindah kesini (Kenjeran red)," paparnya.
Bahkan rasa kecewa yang dialami oleh ketua IMI Jawa Timur, yang sudah memasuki periode kedua ini mengatakan tidak akan memakai sirkuit internasional Bung Tomo.
"Selama masa kepemimpinan saya jangan harap ada even IMI disana. Bahkan dari Thailand berminat untuk mengadakan even balap disana (Bung Tomo), tapi setelah adanya larangan ini sepertinya mereka mengurungkan niatnya," kata Bambang