Citizen Reporter
Quranic Camp Sekolah Bagi Wali Murid Nurul Fikri Sidoarjo
tak ada yang menampik kebenaran bahwa keberhasilan anak di sekolah karena keberhasilan orangtua menanamkan pondasi kuat di rumah..
Reportase : Muammal Jasin
Guru SDIT Nurul Fikri Sidoarjo fb.com/muammal jasin
GUNA menyamakan visi sekolah dengan orangtua siswa, SDIT Nurul Fikri Sidoarjo menggelar Quranic Camp yang diikuti ayah, bunda, dan anak di area camping Obech Pacet Mojokerto.
Selama dua hari, Sabtu-Minggu (15-16/10/2016) Quranic Camp diisi dengan kegiatan mengaji, review hafalan, games, dan motivasi menghafal Al Quran untuk para orangtua.
“Alhamdulillah tambah semangat untuk menghafal Al Quran,” celetuk salah satu orangtua peserta.
Orangtua siswa yang mengikuti Quranic Camp adalah para orangtua yang aktif mengikuti pembinaan Al Quran di sekolah.
“Saya bergabung dengan kelompok belajar Al Quran ini selain untuk meningkatkan kualitas bacaan Al Quran, juga agar bisa mendampingi anak-anak belajar Al Quran di rumah,” ungkap Amin Ariyanto, orangtua Ananda Alyssa, siswa kelas enam.
Aspek Al Quran yang diberikan, yaitu tartil membaca Al Quran dan hafal minimal dua juz Al Quran memang masuk jaminan kualitas (quality assurance) di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo.
“Ketercapaian quality assurance ini juga ditentukan peran orangtua dalam mendampingi ananda belajar Al Quran di rumah,” terang Ustadzah Fathonah, Koordinator Al Quran SDIT Nurul Fikri Sidoarjo.
Ustadzah Fathonah menambahkan, karena faktor pendampingan orangtua banyak siswa yang melampaui target yaitu hafal tiga juz bahkan ada beberapa siswa yang sudah menghafal lima juz.
“Semoga anak kami kelak menjadi hafidz dan ini akan menjadi pemberat amal kami di akhirat kelak, “ ungkap Waris, orangtua Etsa, siswa yang sudah menghafal lima juz.
Semangat siswa menghafal itu juga nampak dalam diri orangtua saat Quranic Camp. Usai salat subuh, orangtua secara bersama mereview hafalan juz 30. Mereka dengan lantang dan lancar melantunkan surat demi surat di juz 30.
Akhirnya Quranic Camp ditutup dengan olahraga memanah. “Memasukkan memanah dalam kegiatan ini dalam rangka membumikan olahraga yang dicontohkan Rasulullah,” ujar salah satu panitia.